Urutan Perundang-Undangan Di Indonesia: UU No. 12 Tahun 2011

by ADMIN 61 views
Iklan Headers

Guys, pernah gak sih kalian bertanya-tanya, bagaimana sih urutan perundang-undangan di Indonesia? Atau mungkin, apa aja sih jenis-jenis peraturan yang berlaku di negara kita? Nah, kali ini kita bakal bahas tuntas mengenai tata urutan perundang-undangan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Yuk, simak penjelasannya!

Pentingnya Memahami Tata Urutan Perundang-Undangan

Sebelum kita masuk ke detail urutannya, penting banget nih buat kita paham kenapa sih kita perlu tahu tata urutan perundang-undangan ini. Jadi gini, tata urutan perundang-undangan itu kayak hierarchy atau tingkatan peraturan di suatu negara. Peraturan yang lebih tinggi kedudukannya, jadi landasan atau dasar hukum bagi peraturan yang lebih rendah. Kerennya, ini buat ngehindarin adanya peraturan yang saling bertentangan dan juga buat mastiin semua kebijakan itu punya dasar hukum yang kuat.

Dengan memahami tata urutan ini, kita sebagai warga negara jadi lebih paham tentang hak dan kewajiban kita. Kita juga bisa lebih kritis dalam menilai kebijakan pemerintah, apakah kebijakan tersebut udah sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi atau belum. Selain itu, pemahaman ini juga penting banget buat para mahasiswa hukum, praktisi hukum, atau siapa aja yang berkecimpung di dunia hukum. Karena, dengan memahami tata urutan perundang-undangan, kita bisa lebih mudah dalam menganalisis suatu permasalahan hukum dan mencari solusinya.

Bayangin aja kalau kita gak tau urutan perundang-undangan, pasti bingung banget kan kalau ada masalah hukum. Kita gak tau mana peraturan yang lebih kuat, mana yang jadi acuan utama. Nah, dengan adanya UU No. 12 Tahun 2011 ini, semuanya jadi lebih jelas dan terstruktur. Jadi, penting banget buat kita semua untuk memahami tata urutan perundang-undangan di Indonesia.

Landasan Hukum Tata Urutan Perundang-Undangan

Oke, sekarang kita bahas tentang landasan hukumnya. Jadi, tata urutan perundang-undangan di Indonesia itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. UU ini adalah aturan main kita dalam membuat dan menyusun peraturan di Indonesia. UU ini menggantikan UU Nomor 10 Tahun 2004 yang sebelumnya mengatur hal serupa. Perubahan ini dilakukan untuk menyempurnakan sistem perundang-undangan kita agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Selain UU No. 12 Tahun 2011, ada juga lho landasan hukum lainnya yang mendukung, yaitu Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan. TAP MPR ini sebenarnya udah ada sebelum UU No. 12 Tahun 2011, tapi isinya masih relevan dan jadi salah satu dasar pertimbangan dalam penyusunan UU No. 12 Tahun 2011. Jadi, bisa dibilang, TAP MPR Nomor III/MPR/2000 ini adalah cikal bakal dari UU No. 12 Tahun 2011.

Kenapa sih kita perlu landasan hukum yang jelas? Ya, karena dengan adanya landasan hukum, kita punya kepastian hukum. Semua peraturan yang dibuat harus berdasarkan pada landasan hukum yang jelas dan sah. Ini penting banget untuk menjaga ketertiban dan keadilan di masyarakat. Kalau gak ada landasan hukum, bisa kacau balau dong negara kita. Setiap orang bisa bikin peraturan sendiri-sendiri, dan akhirnya gak ada aturan yang jelas. Makanya, landasan hukum ini krusial banget dalam sistem perundang-undangan.

Tata Urutan Perundang-Undangan Menurut UU No. 12 Tahun 2011

Nah, sekarang kita masuk ke inti pembahasan kita, yaitu tata urutan perundang-undangan menurut UU No. 12 Tahun 2011. Dalam UU ini, ada 7 jenis peraturan perundang-undangan yang diakui dan memiliki kekuatan hukum yang berbeda-beda. Urutannya dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah adalah sebagai berikut:

  1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Ini adalah hukum dasar tertinggi di Indonesia. UUD 1945 adalah konstitusi kita, yang menjadi landasan bagi semua peraturan perundang-undangan lainnya. Semua peraturan yang dibuat di Indonesia harus sesuai dengan UUD 1945. Gak boleh ada satu pun yang bertentangan. UUD 1945 ini berisi tentang prinsip-prinsip dasar negara, hak dan kewajiban warga negara, serta sistem pemerintahan. Jadi, bisa dibilang, UUD 1945 ini adalah aturan main utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

  2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) TAP MPR adalah putusan MPR yang memiliki kekuatan hukum mengikat. TAP MPR ini biasanya berisi tentang hal-hal yang bersifat strategis dan mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contohnya, dulu ada TAP MPR tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tapi, setelah ada amandemen UUD 1945, GBHN udah gak berlaku lagi. Sekarang, MPR lebih fokus pada tugas-tugas lainnya, seperti melantik presiden dan wakil presiden.

  3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (UU/Perppu) Undang-Undang (UU) adalah peraturan yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama dengan Presiden. UU ini berisi tentang berbagai macam hal, mulai dari hukum pidana, hukum perdata, sampai hukum administrasi negara. Proses pembuatan UU ini cukup panjang dan melibatkan banyak pihak. Sementara itu, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah peraturan yang dibuat oleh Presiden dalam keadaan darurat. Perppu ini punya kekuatan hukum yang sama dengan UU, tapi harus mendapat persetujuan dari DPR dalam sidang berikutnya. Kalau gak disetujui, Perppu ini harus dicabut.

  4. Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan Pemerintah (PP) adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk melaksanakan UU. Jadi, PP ini adalah aturan pelaksana dari UU. PP ini berisi tentang penjelasan lebih detail mengenai suatu UU. Misalnya, ada UU tentang pajak, maka PP-nya akan mengatur tentang tata cara pembayaran pajak, tarif pajak, dan lain-lain.

  5. Peraturan Presiden (Perpres) Peraturan Presiden (Perpres) adalah peraturan yang dibuat oleh Presiden untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau untuk menjalankan kekuasaan pemerintahan. Perpres ini bisa berisi tentang berbagai macam hal, mulai dari organisasi pemerintahan, kebijakan pemerintah, sampai pembentukan badan-badan tertentu.

  6. Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi) adalah peraturan yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi bersama dengan Gubernur. Perda Provinsi ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan di tingkat provinsi. Contohnya, Perda tentang pajak daerah, retribusi daerah, atau tata ruang wilayah provinsi.

  7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kabupaten/Kota) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kabupaten/Kota) adalah peraturan yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota bersama dengan Bupati/Walikota. Perda Kabupaten/Kota ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kabupaten/kota. Contohnya, Perda tentang izin mendirikan bangunan (IMB), pengelolaan sampah, atau parkir.

Penjelasan Lebih Detail tentang Jenis-Jenis Peraturan

Biar kalian lebih paham, kita bahas lebih detail yuk tentang masing-masing jenis peraturan ini:

  • UUD 1945: Seperti yang udah dibilang tadi, ini adalah hukum dasar tertinggi kita. UUD 1945 ini udah mengalami beberapa kali amandemen atau perubahan. Amandemen ini dilakukan untuk menyesuaikan UUD 1945 dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Tapi, amandemen ini gak boleh mengubah Pembukaan UUD 1945, karena Pembukaan UUD 1945 ini adalah identitas kita sebagai bangsa Indonesia.
  • TAP MPR: Dulu, TAP MPR ini punya peran yang sangat penting dalam sistem ketatanegaraan kita. Tapi, setelah ada amandemen UUD 1945, peran TAP MPR ini jadi berkurang. Sekarang, MPR lebih fokus pada tugas-tugas lainnya, seperti melantik presiden dan wakil presiden. Meskipun begitu, beberapa TAP MPR masih berlaku dan mengikat, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  • UU/Perppu: UU ini adalah produk legislasi yang paling penting di negara kita. Proses pembuatan UU ini melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, DPR, sampai masyarakat. Jadi, UU ini harus dibuat dengan cermat dan hati-hati. Sementara itu, Perppu ini dibuat dalam keadaan darurat. Jadi, proses pembuatannya lebih cepat. Tapi, Perppu ini harus mendapat persetujuan dari DPR dalam sidang berikutnya. Kalau gak disetujui, Perppu ini harus dicabut. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan membuat undang-undang tetap ada di tangan DPR.
  • PP: PP ini adalah aturan pelaksana dari UU. Jadi, PP ini harus sesuai dengan UU yang mendasarinya. PP ini dibuat oleh pemerintah untuk menjelaskan lebih detail mengenai suatu UU. Dengan adanya PP, UU jadi lebih mudah dipahami dan dilaksanakan. Misalnya, ada UU tentang pendidikan, maka PP-nya akan mengatur tentang kurikulum, standar pendidikan, dan lain-lain.
  • Perpres: Perpres ini dibuat oleh Presiden untuk menjalankan kekuasaan pemerintahan. Perpres ini bisa berisi tentang berbagai macam hal, mulai dari organisasi pemerintahan, kebijakan pemerintah, sampai pembentukan badan-badan tertentu. Perpres ini penting banget untuk kelancaran roda pemerintahan. Dengan adanya Perpres, Presiden bisa mengambil kebijakan dengan cepat dan efektif.
  • Perda Provinsi dan Perda Kabupaten/Kota: Perda ini adalah peraturan yang berlaku di tingkat daerah. Perda ini dibuat oleh DPRD bersama dengan kepala daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Perda ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan di tingkat daerah. Perda ini penting banget untuk mengatur kehidupan masyarakat di daerah. Dengan adanya Perda, daerah bisa mengatur urusan rumah tangganya sendiri, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah masing-masing.

Asas-Asas dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Selain tata urutan, ada juga lho asas-asas penting dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Asas-asas ini jadi panduan dalam membuat peraturan agar sesuai dengan prinsip-prinsip hukum dan keadilan. Beberapa asas penting tersebut antara lain:

  • Kejelasan Tujuan: Setiap peraturan harus punya tujuan yang jelas dan terarah. Gak boleh ada peraturan yang dibuat tanpa tujuan yang jelas, karena itu bisa menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian hukum.
  • Kelembagaan yang Tepat: Peraturan harus dibuat oleh lembaga yang berwenang. Misalnya, UU harus dibuat oleh DPR bersama dengan Presiden. Perda harus dibuat oleh DPRD bersama dengan kepala daerah. Gak boleh ada lembaga yang membuat peraturan di luar kewenangannya.
  • Kesesuaian antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan: Setiap peraturan harus sesuai dengan jenis, hierarki, dan materi muatannya. Misalnya, PP harus sesuai dengan UU yang mendasarinya. Perda harus sesuai dengan peraturan yang lebih tinggi. Materi muatan peraturan juga harus sesuai dengan jenis peraturannya. Gak boleh ada peraturan yang nabrak aturan di atasnya.
  • Dapat Dilaksanakan: Peraturan harus dapat dilaksanakan. Gak boleh ada peraturan yang dibuat tapi sulit atau bahkan gak mungkin dilaksanakan. Peraturan yang baik adalah peraturan yang realistis dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kedayagunaan dan Kehasilgunaan: Peraturan harus berguna dan berhasil guna. Artinya, peraturan tersebut harus memberikan manfaat bagi masyarakat dan mencapai tujuan yang diharapkan. Gak boleh ada peraturan yang dibuat tapi gak ada gunanya.
  • Kejelasan Rumusan: Rumusan peraturan harus jelas dan mudah dipahami. Gak boleh ada rumusan yang ambigu atau multitafsir, karena itu bisa menimbulkan perbedaan interpretasi dan konflik hukum.
  • Keterbukaan: Proses pembuatan peraturan harus terbuka dan transparan. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses pembuatan peraturan. Ini penting untuk memastikan bahwa peraturan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Dengan memahami asas-asas ini, kita bisa lebih kritis dalam menilai kualitas suatu peraturan. Kita bisa melihat apakah peraturan tersebut udah sesuai dengan prinsip-prinsip hukum dan keadilan atau belum. Ini penting banget untuk mewujudkan sistem hukum yang baik dan berkeadilan di Indonesia.

Kesimpulan

Nah, guys, itu dia penjelasan lengkap tentang tata urutan perundang-undangan menurut UU No. 12 Tahun 2011. Semoga dengan penjelasan ini, kalian jadi lebih paham tentang sistem hukum di Indonesia. Ingat, memahami tata urutan perundang-undangan itu penting banget, karena ini adalah aturan main kita dalam berbangsa dan bernegara. Dengan memahami aturan main, kita bisa berpartisipasi aktif dalam membangun negara yang lebih baik. Jangan lupa, hukum itu dibuat untuk melindungi kita semua, jadi mari kita sama-sama menjunjung tinggi hukum dan keadilan! Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya!