Pengertian Iman: Bahasa & Istilah Arab (Lengkap)

Iman, sebuah kata yang sering kita dengar dan ucapkan, tapi sudahkah guys benar-benar memahami apa itu iman? Nah, kali ini kita akan mengupas tuntas tentang iman, khususnya dari segi bahasa dan istilah dalam bahasa Arab. Penasaran kan? Yuk, simak penjelasannya!

Iman Secara Bahasa (Etimologi)

Oke, kita mulai dari pengertian iman secara bahasa dulu ya. Dalam bahasa Arab, kata iman (الإيمان) berasal dari kata kerja aamana (آمن) – yu’minu (يؤمن) – iimaan (إيمانًا). Secara sederhana, iman secara bahasa berarti membenarkan atau mempercayai. Jadi, kalau kita bilang beriman kepada sesuatu, itu artinya kita membenarkan dan mempercayai hal tersebut dengan sepenuh hati.

Penjelasan Lebih Dalam tentang Membenarkan

Guys, kata membenarkan di sini bukan cuma sekadar tahu atau mengakui saja ya. Lebih dari itu, membenarkan berarti kita meyakini dengan sepenuh hati, tanpa ada keraguan sedikit pun. Misalnya, kita beriman kepada Allah SWT. Itu berarti kita bukan hanya tahu bahwa Allah itu ada, tapi kita juga yakin sepenuhnya bahwa Allah itu Maha Esa, Maha Kuasa, dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan lainnya. Keyakinan ini harus tertanam kuat di dalam hati dan tercermin dalam tindakan kita sehari-hari.

Contoh Penggunaan Kata Iman dalam Bahasa Arab

Biar lebih jelas, kita lihat beberapa contoh penggunaan kata iman dalam bahasa Arab:

• آمن بالله (aamana billah): Beriman kepada Allah
• آمن بالرسول (aamana birrasuul): Beriman kepada Rasul
• الإيمان بالقدر (al-iimaanu bil qadar): Beriman kepada takdir

Dari contoh-contoh di atas, kita bisa lihat bahwa iman selalu berkaitan dengan keyakinan dan kepercayaan terhadap sesuatu yang ghaib (tidak terlihat) atau sesuatu yang disampaikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Inilah esensi dari iman secara bahasa, yaitu membenarkan dengan hati dan mempercayai dengan sepenuh jiwa.

Iman Secara Istilah (Terminologi)

Setelah membahas pengertian iman secara bahasa, sekarang kita lanjut ke pengertian iman secara istilah. Nah, kalau secara istilah, pengertian iman ini lebih spesifik dan komprehensif. Para ulama mendefinisikan iman sebagai:

تصديق بالجنان، وإقرار باللسان، وعمل بالأركان

Yang artinya:

“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.”

Dari definisi ini, kita bisa melihat bahwa iman itu bukan hanya sekadar keyakinan di dalam hati, tapi juga harus diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dalam perbuatan. Jadi, iman itu terintegrasi dalam tiga aspek: hati, lisan, dan perbuatan.

Tiga Rukun Iman yang Saling Berkaitan

1. Membenarkan dengan Hati (Tashdiq bil Qalb)

   Ini adalah pondasi utama dari iman. Kita harus meyakini dengan sepenuh hati segala sesuatu yang diimani, seperti Allah SWT, para malaikat, kitab-kitab Allah, para rasul, hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Keyakinan ini harus mendasar dan kuat, tanpa ada keraguan atau kebimbangan sedikit pun. Kalau hati kita masih ragu, berarti iman kita belum sempurna guys.

2. Mengikrarkan dengan Lisan (Iqrar bil Lisan)

   Setelah hati kita yakin, kita juga harus mengucapkan keyakinan tersebut dengan lisan. Pengucapan ini adalah bentuk manifestasi dari apa yang ada di dalam hati kita. Contohnya, kita mengucapkan kalimat syahadat sebagai bentuk pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah. Mengikrarkan dengan lisan juga berarti kita menyebarkan kebaikan dan mengajak orang lain untuk beriman.

3. Mengamalkan dengan Perbuatan (Amal bil Arkan)

   Iman yang benar harus tercermin dalam perbuatan kita sehari-hari. Kita harus menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Contohnya, kita melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji, berbuat baik kepada sesama, dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan ini adalah bukti nyata dari keimanan kita. Kalau kita mengaku beriman tapi tidak pernah beramal, berarti iman kita perlu dipertanyakan guys.

Keterkaitan Antara Hati, Lisan, dan Perbuatan

Ketiga rukun iman ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Iman yang hanya ada di hati tanpa diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dalam perbuatan, itu belum bisa disebut iman yang sempurna. Begitu juga sebaliknya, kalau kita hanya mengucapkan dengan lisan dan berbuat baik tapi hati kita tidak yakin, itu juga belum cukup. Iman yang sejati adalah kesatuan antara keyakinan hati, ucapan lisan, dan perbuatan nyata.

Perbedaan Iman Secara Bahasa dan Istilah

Setelah kita membahas pengertian iman secara bahasa dan istilah, sekarang kita lihat apa saja perbedaan di antara keduanya. Perbedaan utama terletak pada cakupan maknanya. Iman secara bahasa lebih sederhana, yaitu membenarkan atau mempercayai. Sedangkan iman secara istilah lebih komprehensif, yaitu membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.

Mengapa Memahami Pengertian Iman Itu Penting?

Mungkin guys bertanya-tanya, kenapa sih kita perlu repot-repot memahami pengertian iman secara bahasa dan istilah? Bukankah yang penting kita beriman saja? Nah, pemahaman yang benar tentang iman itu sangat penting, lho. Dengan memahami pengertian iman secara mendalam, kita bisa:

• Memperkuat keyakinan kita kepada Allah SWT. Kalau kita tahu apa arti iman yang sebenarnya, kita akan semakin yakin dan mantap dalam beriman kepada Allah.
• Meningkatkan kualitas ibadah kita. Iman yang benar akan mendorong kita untuk beribadah dengan lebih baik dan ikhlas.
• Membentuk akhlak yang mulia. Orang yang beriman sejati akan selalu berusaha untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan dosa.
• Menghindari pemahaman yang salah tentang iman. Ada banyak orang yang salah paham tentang iman, misalnya hanya mengaku beriman tapi tidak pernah beramal. Dengan memahami pengertian iman yang benar, kita bisa menghindari kesalahan-kesalahan seperti ini.

Kesimpulan

Nah, itu dia pembahasan lengkap tentang pengertian iman secara bahasa dan istilah dalam bahasa Arab. Intinya, iman itu bukan hanya sekadar keyakinan di dalam hati, tapi juga harus diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dalam perbuatan. Jadi, iman itu komprehensif dan terintegrasi dalam seluruh aspek kehidupan kita. Semoga penjelasan ini bermanfaat ya, guys! Jangan lupa untuk terus memperdalam ilmu agama dan mengamalkan iman dalam kehidupan sehari-hari. Semangat!