Pengertian Hadits: Bahasa & Istilah (Lengkap & Mudah Dipahami)

Guys, kali ini kita akan membahas tentang pengertian hadits, nih! Pasti sering dengar kan istilah ini, apalagi kalau lagi ngaji atau belajar agama Islam. Tapi, sebenarnya apa sih hadits itu? Nah, mari kita bedah bersama-sama, mulai dari pengertiannya menurut bahasa sampai istilah yang sering kita dengar. Kita akan kupas tuntas agar kamu semakin paham dan nggak bingung lagi.

Pengertian Hadits Menurut Bahasa (Etimologi)

Pengertian hadits menurut bahasa atau secara etimologi itu sebenarnya sederhana banget, guys. Kata “hadits” (حديث) dalam bahasa Arab punya beberapa makna, tapi yang paling umum adalah “sesuatu yang baru” atau “perkataan”. Jadi, kalau kita lihat dari akar katanya, hadits itu bisa merujuk pada sesuatu yang baru terjadi, berita, atau perkataan. Gampangnya, hadits itu kayak laporan atau kabar tentang sesuatu. Misalnya, kalau ada teman cerita tentang pengalamannya, nah itu juga bisa disebut hadits, meskipun bukan hadits dalam konteks agama ya. Tapi, karena kita lagi bahas tentang hadits dalam Islam, maka pengertiannya sedikit lebih spesifik lagi.

Kita ambil contoh, nih. Kalau kamu dengar berita tentang kejadian terbaru di lingkunganmu, itu juga bisa disebut hadits, karena itu adalah informasi yang baru. Nah, sama halnya dengan hadits dalam Islam, ia merupakan berita atau informasi yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Berita ini bisa berupa perkataan beliau, perbuatan beliau, atau bahkan persetujuan beliau terhadap sesuatu. Jadi, intinya, hadits secara bahasa itu luas banget, bisa mencakup banyak hal yang sifatnya baru, berita, atau perkataan. Makanya, penting banget untuk memahami konteksnya ketika kita membahas tentang hadits, agar nggak salah paham.

Dalam konteks keislaman, pengertian hadits menurut bahasa ini menjadi dasar untuk memahami makna hadits secara istilah. Karena, dari makna bahasa inilah kita bisa melihat bahwa hadits itu adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun persetujuan. Memahami etimologi ini akan membantu kita untuk lebih mudah mencerna dan mengaplikasikan hadits dalam kehidupan sehari-hari. Bayangin aja, kalau kita nggak tahu arti kata “hadits” secara bahasa, kita pasti akan kesulitan memahami maknanya dalam konteks agama. Jadi, jangan sepelekan ya, guys, penting banget untuk tahu asal-usul kata ini!

Ngerti kan, guys? Jadi, pengertian hadits menurut bahasa itu simpelnya adalah sesuatu yang baru, perkataan, atau berita. Ingat, ya, ini baru dari sisi bahasa, belum masuk ke pengertian secara istilah. Nah, sekarang, kita lanjut ke pembahasan yang lebih mendalam lagi, yaitu pengertian hadits menurut istilah.

Pengertian Hadits Menurut Istilah (Terminologi)

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang lebih spesifik lagi, yaitu pengertian hadits menurut istilah. Kalau tadi kita bahas dari sisi bahasa yang sifatnya umum, kali ini kita akan membahas hadits dalam konteks keilmuan Islam. Pengertian hadits menurut istilah ini punya definisi yang lebih detail dan terstruktur, guys. Secara sederhana, hadits menurut istilah adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan (qauliyah), perbuatan (fi’liyah), maupun persetujuan (taqririyah).

• Perkataan (qauliyah): Ini adalah ucapan-ucapan Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh para sahabat. Contohnya, sabda-sabda beliau tentang keutamaan sedekah, pentingnya shalat berjamaah, dan lain sebagainya. Setiap kata yang keluar dari lisan Nabi, selama itu berkaitan dengan ajaran Islam, maka itu termasuk hadits.
• Perbuatan (fi’liyah): Ini adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Para sahabat meriwayatkan bagaimana cara Nabi shalat, berpuasa, berdagang, dan lain-lain. Semua tindakan Nabi yang dicontohkan kepada umatnya, itulah yang disebut hadits fi’liyah.
• Persetujuan (taqririyah): Ini adalah persetujuan Nabi terhadap sesuatu yang dilakukan atau diucapkan oleh sahabatnya, baik dengan diamnya beliau atau dengan isyarat tertentu. Misalnya, ketika ada sahabat yang melakukan suatu perbuatan yang tidak dilarang oleh Nabi, dan Nabi hanya diam saja, maka itu juga dianggap sebagai hadits.

Jadi, pengertian hadits menurut istilah itu jauh lebih luas daripada sekadar perkataan, guys. Ia mencakup semua aspek kehidupan Nabi yang bisa menjadi teladan bagi umat Islam. Memahami pengertian hadits menurut istilah ini sangat penting, karena akan membantu kita untuk lebih memahami ajaran Islam secara komprehensif. Dengan mengetahui sumber-sumber hadits, kita bisa mengambil pelajaran dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Perlu diingat juga, bahwa hadits itu berbeda dengan Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk lafaz dan makna. Sedangkan hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Jadi, meskipun keduanya sama-sama menjadi pedoman hidup bagi umat Islam, namun keduanya memiliki perbedaan dalam hal sumber dan cara penyampaiannya.

Selain itu, dalam kajian hadits, ada juga ilmu yang disebut dengan ‘Ulumul Hadits, yaitu ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk hadits, mulai dari periwayatan, sanad (silsilah perawi), matan (isi hadits), hingga kualitas hadits (shahih, hasan, dhaif). Jadi, belajar tentang hadits itu nggak cuma sekadar menghafal atau membaca, guys, tapi juga memahami bagaimana hadits itu diriwayatkan dan bagaimana kualitasnya.

Perbedaan Antara Hadits, Sunnah, dan Khobar

Guys, seringkali kita mendengar istilah hadits, sunnah, dan khobar. Nah, biar nggak bingung, yuk kita bedah perbedaan ketiganya. Meskipun ketiganya seringkali saling berkaitan, namun ada perbedaan mendasar yang perlu kita pahami.

• Hadits: Seperti yang sudah kita bahas, hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun persetujuan. Hadits adalah istilah yang paling umum digunakan.
• Sunnah: Sunnah secara bahasa berarti “jalan” atau “cara”. Dalam konteks Islam, sunnah adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, yang meliputi perkataan, perbuatan, dan persetujuan beliau, yang menjadi teladan bagi umat Islam. Perbedaan utama antara hadits dan sunnah adalah, sunnah lebih menekankan pada aspek yang menjadi teladan dan yang perlu diikuti oleh umat Islam. Jadi, semua sunnah pasti hadits, tapi tidak semua hadits adalah sunnah.
• Khobar: Khobar secara bahasa berarti “berita” atau “kabar”. Dalam konteks ilmu hadits, khobar memiliki makna yang lebih luas daripada hadits. Khobar bisa mencakup segala sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, sahabat, atau tabi'in. Dengan kata lain, khobar adalah berita atau informasi yang berasal dari berbagai sumber, termasuk Nabi, sahabat, dan tabi'in. Jadi, khobar itu lebih umum daripada hadits.

Kesimpulannya, semua sunnah pasti hadits, tapi tidak semua hadits adalah sunnah. Dan khobar lebih luas daripada hadits, karena bisa berasal dari berbagai sumber. Jadi, kalau kita simpulkan, urutannya adalah khobar (paling luas) – hadits – sunnah (paling spesifik dalam hal yang menjadi teladan). Memahami perbedaan ini akan membantu kita untuk lebih teliti dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.

Misalnya, ketika kita membahas tentang cara shalat, maka itu termasuk dalam kategori sunnah, karena cara shalat Nabi adalah teladan yang harus diikuti. Namun, ketika kita membahas tentang kisah-kisah para sahabat, maka itu termasuk dalam kategori khobar, karena informasi tersebut berasal dari para sahabat, bukan dari Nabi secara langsung.

Pentingnya Mempelajari dan Memahami Hadits

Mempelajari dan memahami hadits itu penting banget, guys! Kenapa? Karena hadits adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an. Hadits berfungsi sebagai penjelas, penguat, dan perinci dari ajaran-ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an. Tanpa memahami hadits, kita akan kesulitan untuk memahami Islam secara komprehensif.

• Memahami Al-Qur'an: Hadits menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat umum. Misalnya, Al-Qur'an memerintahkan kita untuk shalat, tapi hadits menjelaskan bagaimana cara shalat yang benar.
• Mengetahui Sunnah Nabi: Hadits adalah cerminan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang menjadi teladan bagi umat Islam. Dengan mempelajari hadits, kita bisa mengetahui bagaimana Nabi berperilaku, beribadah, dan berinteraksi dengan sesama.
• Mengamalkan Ajaran Islam: Hadits memberikan pedoman praktis dalam mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari cara berpakaian, makan, minum, hingga berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat.

Selain itu, mempelajari hadits juga akan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dengan membaca dan merenungkan hadits, kita akan semakin mencintai Nabi Muhammad SAW dan berusaha untuk meneladani akhlak beliau. Manfaat lainnya adalah, kita akan terhindar dari kesesatan dan penyimpangan dalam beragama. Karena, dengan memahami hadits, kita akan memiliki landasan yang kuat dalam beribadah dan beramal shaleh.

Kesimpulannya, guys, hadits itu adalah bagian yang tak terpisahkan dari ajaran Islam. Dengan mempelajari dan memahami hadits, kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Islam, serta mendapatkan petunjuk dan pedoman dalam menjalani kehidupan ini. Jadi, jangan malas-malasan untuk belajar hadits, ya! Semoga kita semua selalu mendapatkan hidayah dan taufik dari Allah SWT.