Penerapan Sifat Iffah: Panduan Lengkap
Sobat muslim, pernahkah kalian mendengar istilah iffah? Iffah ini adalah salah satu sifat mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Secara sederhana, iffah bisa diartikan sebagai menjaga diri dari segala sesuatu yang tidak baik atau tidak halal. Tapi, dalam hal apa saja kita menerapkan sifat iffah? Nah, di artikel ini, kita akan membahas tuntas mengenai penerapan sifat iffah dalam berbagai aspek kehidupan. Yuk, simak baik-baik!
Apa Itu Iffah?
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai penerapannya, alangkah baiknya jika kita pahami dulu apa itu sebenarnya iffah. Secara bahasa, iffah berasal dari kata 'affa-ya'iffu yang berarti menjauhi, membersihkan diri, atau memelihara diri dari hal-hal yang buruk dan tercela. Secara istilah, iffah adalah kemampuan seseorang untuk menahan diri dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, baik itu berupa perkataan, perbuatan, maupun pikiran.
Sifat iffah ini sangat penting bagi seorang muslim karena dapat melindunginya dari perbuatan dosa dan kemaksiatan. Orang yang memiliki sifat iffah akan selalu berusaha untuk menjaga kehormatan dirinya dan orang lain, serta menjauhi segala sesuatu yang dapat merusak dirinya, baik secara fisik maupun spiritual. Iffah bukan hanya sekadar menahan diri dari perbuatan zina, tetapi juga mencakup segala bentuk kemaksiatan lainnya, seperti ghibah, fitnah, korupsi, dan lain sebagainya.
Landasan Iffah dalam Al-Quran dan Hadis
Dalam Al-Quran dan Hadis, terdapat banyak sekali ayat dan hadis yang menganjurkan kita untuk memiliki sifat iffah. Salah satunya adalah firman Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 33:
"Dan orang-orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya..."
Ayat ini secara jelas memerintahkan orang-orang yang belum mampu menikah untuk menjaga iffah mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sifat iffah dalam Islam. Selain itu, terdapat juga hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
"Barangsiapa yang menjamin untukku antara dua tulang rahangnya (lidah) dan antara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin untuknya surga."
Hadis ini menegaskan bahwa menjaga lidah dan kemaluan dari perbuatan dosa merupakan salah satu kunci untuk masuk surga. Ini adalah salah satu bentuk iffah yang sangat penting untuk kita jaga. Dari ayat dan hadis di atas, kita bisa melihat bahwa iffah memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita berusaha untuk memiliki sifat ini dalam diri kita.
Penerapan Iffah dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Oke, sekarang kita masuk ke pembahasan inti, yaitu dalam hal apa saja kita menerapkan sifat iffah? Sebenarnya, iffah ini bisa kita terapkan dalam berbagai aspek kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapannya:
1. Iffah dalam Menjaga Pandangan
Guys, salah satu bentuk iffah yang paling penting adalah menjaga pandangan. Pandangan mata seringkali menjadi pintu gerbang menuju perbuatan dosa lainnya. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan kita untuk menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nur ayat 30:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
Ayat ini secara jelas memerintahkan laki-laki yang beriman untuk menjaga pandangannya. Perintah ini juga berlaku untuk perempuan, sebagaimana disebutkan dalam ayat selanjutnya (An-Nur ayat 31). Menjaga pandangan bukan berarti kita harus menutup mata dari dunia luar, tetapi lebih kepada mengendalikan pandangan kita dari hal-hal yang dapat menimbulkan syahwat atau godaan. Misalnya, kita tidak boleh sengaja melihat aurat orang lain, atau melihat gambar-gambar yang tidak senonoh. Dengan menjaga pandangan, kita bisa menjaga hati kita dari berbagai penyakit hati, seperti iri, dengki, dan syahwat yang berlebihan.
Menjaga pandangan ini juga sangat relevan di era digital seperti sekarang ini. Di era ini, kita sangat mudah terpapar dengan berbagai macam konten yang tidak senonoh, baik itu melalui internet, televisi, maupun media sosial. Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakan media digital, dan selalu berusaha untuk menjaga pandangan kita. Jangan sampai kita menjadi korban dari konten-konten negatif yang ada di dunia maya.
2. Iffah dalam Menjaga Lisan
Selain menjaga pandangan, iffah juga mencakup menjaga lisan. Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling berbahaya jika tidak dikendalikan. Dengan lisan, kita bisa menyakiti hati orang lain, menyebarkan fitnah, berbohong, dan melakukan berbagai macam dosa lainnya. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan kita untuk menjaga lisan kita dari perkataan yang buruk dan tidak bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan kita bahwa sebagai seorang muslim, kita harus selalu berkata yang baik atau lebih baik diam. Perkataan yang baik akan mendatangkan kebaikan bagi diri kita dan orang lain, sedangkan perkataan yang buruk akan mendatangkan keburukan. Oleh karena itu, kita harus selalu berpikir sebelum berbicara, dan berusaha untuk tidak mengucapkan perkataan yang dapat menyakiti hati orang lain atau melanggar syariat Islam.
Menjaga lisan ini juga berarti kita harus menjauhi ghibah (menggunjing), fitnah, namimah (mengadu domba), dan perkataan dusta. Semua perbuatan ini sangat dibenci oleh Allah SWT dan dapat merusak hubungan kita dengan sesama manusia. Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk berkata yang baik dan bermanfaat, atau lebih baik diam jika tidak ada yang baik untuk dikatakan.
3. Iffah dalam Menjaga Kemaluan
Nah, ini dia salah satu bentuk iffah yang paling sering dibahas, yaitu menjaga kemaluan. Menjaga kemaluan berarti menahan diri dari segala perbuatan zina dan perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada zina. Perbuatan zina adalah salah satu dosa besar dalam Islam, dan dapat merusak kehormatan diri, keluarga, dan masyarakat. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 32:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."
Ayat ini secara tegas melarang kita untuk mendekati zina. Mendekati zina bisa berarti melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengarah kepada zina, seperti berpacaran, berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram, melihat gambar-gambar porno, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan menjauhi segala sesuatu yang dapat menjerumuskan kita ke dalam perbuatan zina.
Menjaga kemaluan juga berarti kita harus menikah jika sudah mampu, baik secara fisik, mental, maupun finansial. Pernikahan adalah cara yang paling baik dan halal untuk menyalurkan kebutuhan biologis kita. Dengan menikah, kita bisa terhindar dari perbuatan zina dan hidup dalam keberkahan Allah SWT. Bagi yang belum mampu menikah, maka dianjurkan untuk berpuasa dan memperbanyak ibadah, serta menjaga diri dari segala sesuatu yang dapat membangkitkan syahwat.
4. Iffah dalam Mencari Rezeki
Iffah juga bisa kita terapkan dalam mencari rezeki. Mencari rezeki yang halal adalah kewajiban bagi setiap muslim. Namun, dalam mencari rezeki, kita harus tetap menjaga iffah kita. Artinya, kita tidak boleh menghalalkan segala cara untuk mendapatkan rezeki, apalagi jika cara tersebut melanggar syariat Islam. Misalnya, kita tidak boleh melakukan korupsi, menipu, mencuri, atau melakukan bisnis yang haram.
Rezeki yang halal akan membawa keberkahan bagi hidup kita, sedangkan rezeki yang haram akan mendatangkan malapetaka. Oleh karena itu, mari kita selalu berusaha untuk mencari rezeki yang halal dan menjauhi segala bentuk rezeki yang haram. Ingatlah, bahwa Allah SWT akan mencukupkan rezeki bagi hamba-Nya yang bertakwa.
5. Iffah dalam Menggunakan Harta
Setelah kita mendapatkan rezeki yang halal, maka kita juga harus iffah dalam menggunakannya. Artinya, kita tidak boleh boros atau menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Kita juga tidak boleh kikir atau pelit dalam mengeluarkan harta untuk kebaikan. Harta yang kita miliki adalah amanah dari Allah SWT, dan kita harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
Salah satu bentuk iffah dalam menggunakan harta adalah dengan bersedekah. Sedekah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan bersedekah, kita bisa membersihkan harta kita dari hal-hal yang kotor, serta membantu orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, kita juga harus membayar zakat jika sudah memenuhi syarat. Zakat adalah kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, dan merupakan salah satu rukun Islam. Dengan membayar zakat, kita bisa membantu mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kesimpulan
Nah, sobat muslim, itulah beberapa contoh penerapan sifat iffah dalam berbagai aspek kehidupan. Dari pembahasan di atas, kita bisa melihat bahwa iffah bukan hanya sekadar menahan diri dari perbuatan zina, tetapi juga mencakup segala bentuk kemaksiatan lainnya. Iffah adalah sifat mulia yang sangat penting bagi seorang muslim, dan dapat melindungi kita dari berbagai macam dosa dan kemaksiatan. Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk memiliki sifat iffah dalam diri kita, dan menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan begitu, insya Allah, hidup kita akan menjadi lebih berkah dan diridhai oleh Allah SWT. Semoga artikel ini bermanfaat ya!