Passive Voice: Mengubah Kalimat Aktif Jadi Pasif Bahasa Inggris

by ADMIN 64 views

Hey guys, apa kabar? Pernah nggak sih kalian bingung pas lagi belajar bahasa Inggris, terutama pas ketemu sama yang namanya passive voice? Tenang, kalian nggak sendirian! Banyak banget yang ngerasa passive voice ini ribet dan susah dipahami. Tapi, sebenernya passive voice itu penting banget lho buat ngertiin berbagai macam teks dalam bahasa Inggris, mulai dari artikel berita, buku pelajaran, sampai percakapan sehari-hari. Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas apa itu passive voice, kenapa penting, dan gimana cara mengubah kalimat aktif jadi pasif dengan mudah dan anti ribet. Siap? Yuk, kita mulai petualangan kita menjelajahi dunia passive voice!

Apa Itu Passive Voice? Yuk, Kenalan Lebih Dekat!

Jadi gini, guys, dalam bahasa Inggris, kita punya dua jenis kalimat utama: kalimat aktif (active voice) dan kalimat pasif (passive voice). Kalimat aktif itu yang biasa kita pakai sehari-hari, di mana subjeknya melakukan tindakan. Contohnya, "Mother cooks rice" (Ibu memasak nasi). Di sini, jelas banget kalau 'Ibu' adalah subjeknya dan dia yang melakukan aksi 'memasak'. Nah, kalau passive voice, fokusnya bergeser. Di passive voice, subjeknya adalah yang menerima tindakan, bukan yang melakukan. Jadi, kalimat "Mother cooks rice" kalau diubah jadi passive voice jadi "Rice is cooked by mother" (Nasi dimasak oleh Ibu). Lihat kan bedanya? Di sini, 'Nasi' jadi subjeknya, dan 'Nasi' itu yang dikenai tindakan 'dimasak'. Pelakunya, yaitu 'Ibu', jadi nggak sepenting di kalimat aktif, bahkan kadang bisa dihilangkan kalau nggak relevan. Ini penting banget buat dipahami biar kalian nggak salah ngerti pas baca teks bahasa Inggris. Jadi, intinya, active voice itu tentang siapa yang melakukan aksi, sedangkan passive voice itu tentang apa yang dikenai aksi. Keren kan? Dengan memahami ini, kalian udah selangkah lebih maju buat jago bahasa Inggris!

Kapan Sebaiknya Kita Pakai Passive Voice?

Nah, ini dia nih yang sering bikin bingung: kapan sih kita harus pakai passive voice? Jangan salah, guys, passive voice itu punya peran penting dan sering banget dipakai dalam berbagai situasi. Pertama, kita pakai passive voice kalau kita mau menekankan pada objek atau hasil dari suatu tindakan, bukan pada pelakunya. Misalnya, kalau ada penemuan penting, kita lebih fokus ke penemuannya kan? Contohnya, "The theory of relativity was developed by Albert Einstein." Di sini, yang penting itu teorinya, bukan cuma Einstein-nya aja. Kedua, kita pakai passive voice kalau pelakunya nggak diketahui, nggak penting, atau nggak perlu disebutkan. Pernah kan dengar berita kayak gini, "The bank was robbed last night." Kita tahu banknya dirampok, tapi siapa perampoknya? Belum tentu penting buat diberitain dulu. Nah, dalam kasus ini, passive voice jadi solusi terbaik. Ketiga, kadang-kadang passive voice dipakai biar terdengar lebih formal atau objektif. Makanya, sering banget ditemuin di laporan ilmiah, berita, atau dokumen resmi. Misalnya, "The experiment was conducted under controlled conditions." Kalimat ini terdengar lebih profesional daripada "We conducted the experiment under controlled conditions." Jadi, bisa dibilang, passive voice itu kayak jurus pamungkas buat bikin tulisan atau omongan kita jadi lebih bervariasi, fokusnya bisa digeser sesuai kebutuhan, dan terdengar lebih canggih. Makanya, penting banget buat kalian nguasain kapan dan gimana cara pakainya.

Membongkar Struktur Kalimat Pasif: Rumus Jitu Anti Gagal!

Oke, guys, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting nih: gimana sih cara bikin kalimat pasif itu? Tenang, nggak sesulit yang dibayangkan kok. Kuncinya ada di rumus. Rumus umum passive voice itu adalah: Subject + to be (is/am/are/was/were/been/being) + Verb 3 (Past Participle). Gampang kan? Nah, bagian 'by + pelaku' itu opsional, bisa ada bisa nggak. Kalau ada, itu buat nunjukin siapa yang melakukan aksinya. Yuk, kita bedah satu-satu.

Memahami 'to be' dalam Passive Voice

Bagian 'to be' ini nih yang sering bikin pusing. Tapi, santai aja, guys. 'To be' ini fungsinya kayak jembatan yang menghubungkan subjek dengan kata kerja ketiga (verb 3). Pilihan bentuk 'to be' itu tergantung sama tense dan subjeknya. Kalau subjeknya tunggal dan kalimatnya present tense, kita pakai 'is' atau 'am' (kalau subjeknya 'I'). Kalau subjeknya jamak atau 'you/we/they', kita pakai 'are'. Nah, kalau udah masuk ke past tense, ceritanya beda lagi. Subjek tunggal (kecuali 'I') pakai 'was', sedangkan subjek jamak dan 'you' pakai 'were'. Kalau ada kejadian yang masih berlangsung atau mau nunjukin proses, kita bisa pakai 'being' (misalnya, is being done, was being done). Dan yang paling penting, kalau udah pakai 'to be', kalimat selanjutnya WAJIB pakai verb 3 alias past participle. Misalnya, kata 'eat', verb 1-nya 'eat', verb 2-nya 'ate', nah verb 3-nya 'eaten'. Jadi, kalau mau bikin kalimat pasif dari "Someone eats an apple", jadinya "An apple is eaten", bukan "An apple is eat", ya! Ingat-ingat terus, 'to be' + verb 3! Jangan sampai ketukar!

Pentingnya Verb 3 (Past Participle)

Nah, setelah 'to be', bagian krusial lainnya adalah verb 3 atau past participle. Ini nih yang jadi 'jiwa' dari kalimat pasif. Tanpa verb 3, kalimat pasif kalian bakal salah total. Jadi, guys, kalian harus hafal mati bentuk-bentuk verb 3 ini. Ada yang beraturan, tinggal tambahin '-ed' di belakangnya (kayak 'play' jadi 'played', 'cook' jadi 'cooked'), tapi banyak juga yang nggak beraturan alias irregular verbs. Nah, yang irregular verbs ini yang perlu ekstra perhatian. Contohnya, 'go' jadi 'gone', 'write' jadi 'written', 'see' jadi 'seen'. Kalau kalian bingung, banyak kok daftar irregular verbs di internet atau di buku grammar. Cari aja, print, tempel di kamar, biar kebiasa lihat. Jadi, setiap kali mau bikin kalimat pasif, langsung cek lagi, "Udah pakai verb 3 belum?" Misal, "The letter was written" (Surat itu ditulis), bener kan? Bukan "The letter was write" atau "The letter was wrote". Kesalahan kecil di verb 3 ini bisa bikin makna kalimat jadi berubah drastis, lho. Jadi, yuk, semangat hafalin verb 3! Ini investasi penting buat jago bahasa Inggris, guys!

Latihan Soal: Uji Kemampuanmu Mengubah Kalimat Aktif ke Pasif

Biar makin mantap, yuk kita coba latihan soal. Di sini, kita punya beberapa contoh kalimat aktif yang perlu kalian ubah jadi pasif. Ingat, perhatikan tense-nya dan jangan lupa pakai rumus Subject + to be + Verb 3. Siap? Let's go!

  1. Kalimat Aktif: Ayah minum Kopi (Father drinks coffee).

    • Pertama, tentukan subjek, predikat, dan objeknya. Subjek: Father, Predikat: drinks, Objek: coffee.
    • Di passive voice, objek jadi subjek baru: Coffee.
    • Karena drinks itu present tense dan 'coffee' tunggal, kita pakai 'is'.
    • Verb 3 dari 'drink' adalah 'drunk'.
    • Jadi, kalimat pasifnya: Coffee is drunk by father.

  2. Kalimat Aktif: Kakek membaca koran (Grandfather reads the newspaper).

    • Subjek: Grandfather, Predikat: reads, Objek: the newspaper.
    • Objek jadi subjek baru: The newspaper.
    • Present tense, 'the newspaper' tunggal, pakai 'is'.
    • Verb 3 dari 'read' adalah 'read' (dibaca 'red').
    • Kalimat pasifnya: The newspaper is read by grandfather.

  3. Kalimat Aktif: Adik memakai baju baru (Younger sibling wears new clothes).

    • Subjek: Adik, Predikat: wears, Objek: new clothes.
    • Objek jadi subjek baru: New clothes.
    • Present tense, 'new clothes' jamak, pakai 'are'.
    • Verb 3 dari 'wear' adalah 'worn'.
    • Kalimat pasifnya: New clothes are worn by younger sibling.

  4. Kalimat Aktif: Ana dan Ani mendengarkan lagu pop (Ana and Ani listen to pop songs).

    • Subjek: Ana and Ani, Predikat: listen to, Objek: pop songs.
    • Objek jadi subjek baru: Pop songs.
    • Present tense, 'pop songs' jamak, pakai 'are'.
    • Verb 3 dari 'listen' adalah 'listened'.
    • Kalimat pasifnya: Pop songs are listened to by Ana and Ani.

  5. Kalimat Aktif: Ibu membeli jaket (Mother buys a jacket).

    • Subjek: Mother, Predikat: buys, Objek: a jacket.
    • Objek jadi subjek baru: A jacket.
    • Present tense, 'a jacket' tunggal, pakai 'is'.
    • Verb 3 dari 'buy' adalah 'bought'.
    • Kalimat pasifnya: A jacket is bought by mother.

  6. Kalimat Aktif: Nenek menjual ubi (Grandmother sells sweet potatoes).

    • Subjek: Grandmother, Predikat: sells, Objek: sweet potatoes.
    • Objek jadi subjek baru: Sweet potatoes.
    • Present tense, 'sweet potatoes' jamak, pakai 'are'.
    • Verb 3 dari 'sell' adalah 'sold'.
    • Kalimat pasifnya: Sweet potatoes are sold by grandmother.

Contoh Lain dalam Berbagai Tense

Biar makin jago, kita coba lihat contoh lain yang pakai tense berbeda. Ingat, yang berubah cuma bentuk 'to be'-nya sesuai tense yang dipakai.

  • Past Tense:
    • Aktif: The dog chased the cat.
    • Pasif: The cat was chased by the dog. (Ingat, 'was' untuk subjek tunggal di past tense)
  • Future Tense:
    • Aktif: They will build a new bridge.
    • Pasif: A new bridge will be built by them. (Perhatikan 'will be' + verb 3)
  • Present Perfect Tense:
    • Aktif: She has finished the report.
    • Pasif: The report has been finished by her. (Pakai 'has/have been' + verb 3)

Gimana, guys? Ternyata nggak seseram yang dibayangkan kan? Kuncinya di rumus dan kebiasaan berlatih. Terus asah kemampuan kalian, pasti lama-lama bakal jadi fasih banget pakai passive voice ini!

Kesimpulan: Kuasai Passive Voice, Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggrismu!

Jadi, guys, setelah kita ngobrol panjang lebar soal passive voice, bisa kita simpulkan nih kalau passive voice itu bukan cuma sekadar 'rumus ngeri' yang bikin pusing. Passive voice itu adalah salah satu elemen penting dalam tata bahasa Inggris yang punya fungsi dan kegunaan spesifik. Dengan memahami kapan harus pakai passive voice dan gimana cara mengubah kalimat aktif menjadi pasif dengan benar, kalian bisa membuat komunikasi dalam bahasa Inggris jadi lebih efektif, bervariasi, dan akurat. Ingat selalu rumusnya: Subject + to be + Verb 3. Jangan lupa perhatikan tense kalimatnya dan hafalkan verb 3 yang sering dipakai. Latihan terus-menerus adalah kunci utamanya. Semakin sering kalian berlatih, semakin terbiasa kalian menggunakan struktur ini dalam tulisan maupun percakapan. Jadi, jangan takut salah, jangan ragu buat mencoba. Passive voice ini bakal jadi 'senjata' ampuh buat kalian yang pengen makin jago bahasa Inggris. So, keep practicing and happy learning! Sampai jumpa di artikel selanjutnya, ya!