Kasus Pajak Arliando: Menikah, Belum Punya Anak, Gaji 8 Juta

by ADMIN 61 views

Guys, kali ini kita akan membahas kasus menarik tentang pajak penghasilan (PPh) seorang karyawan bernama Arliando. Kasus ini cukup umum terjadi, jadi penting banget buat kita semua untuk paham biar nggak bingung saat ngitung atau lapor pajak nanti. Arliando ini statusnya sudah menikah, tapi belum punya anak. Dia bekerja di PT. Utama Jaya dengan gaji Rp 8.000.000,00 per bulan, dan dia juga bayar iuran pensiun ke dana pensiun yang sudah disahkan oleh Menteri Keuangan. Nah, pertanyaannya adalah, bagaimana status pajaknya Arliando? atau berapa PPh 21 yang harus dibayar Arliando?

Memahami Komponen Penghasilan dan Pengurang Pajak

Sebelum kita masuk ke perhitungan PPh 21 Arliando, penting banget buat kita paham dulu komponen-komponen apa saja yang masuk ke dalam perhitungan pajak. Jadi, PPh 21 itu kan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Nah, penghasilan ini bisa berupa gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan lain-lain. Tapi, nggak semua penghasilan itu langsung dikenakan pajak, guys. Ada beberapa pengurang yang bisa mengurangi jumlah penghasilan kena pajak (PKP).

Penghasilan Bruto

Penghasilan bruto adalah total penghasilan yang diterima Arliando dalam sebulan. Dalam kasus ini, penghasilan bruto Arliando adalah gaji pokoknya, yaitu Rp 8.000.000,00. Jadi, semua uang yang dia terima dari gaji sebelum dipotong apapun itu namanya penghasilan bruto, guys. Ini adalah angka awal yang akan kita gunakan untuk menghitung pajaknya.

Pengurang Penghasilan

Nah, setelah kita tahu penghasilan brutonya, kita perlu mengurangi beberapa komponen yang diperbolehkan oleh undang-undang. Pengurang ini tujuannya adalah untuk mendapatkan angka yang lebih realistis tentang berapa penghasilan yang benar-benar menjadi objek pajak. Ada dua pengurang utama dalam kasus ini:

  1. Biaya Jabatan: Biaya jabatan ini adalah biaya yang dianggap dikeluarkan oleh karyawan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilannya. Biaya jabatan ini dihitung sebesar 5% dari penghasilan bruto, tapi ada batas maksimalnya, yaitu Rp 500.000,00 per bulan atau Rp 6.000.000,00 per tahun. Jadi, meskipun 5% dari gaji Arliando lebih dari Rp 500.000,00, pengurang biaya jabatannya tetap maksimal Rp 500.000,00.

  2. Iuran Pensiun: Seperti yang kita tahu, Arliando membayar iuran pensiun. Iuran ini juga menjadi pengurang penghasilan bruto. Jadi, jumlah iuran pensiun yang dibayar Arliando setiap bulan akan mengurangi penghasilan brutonya. Ini penting banget, karena iuran pensiun ini kan sebenarnya tabungan untuk masa depan, jadi pemerintah memberikan insentif dengan menjadikannya pengurang pajak.

Penghasilan Neto

Setelah kita kurangkan penghasilan bruto dengan biaya jabatan dan iuran pensiun, kita akan mendapatkan penghasilan neto. Penghasilan neto ini adalah penghasilan bersih Arliando dalam sebulan sebelum dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Jadi, ini adalah angka yang lebih mendekati berapa penghasilan yang sebenarnya akan dikenakan pajak.

Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Nah, setelah kita dapat penghasilan neto, langkah selanjutnya adalah menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP). PKP ini adalah dasar pengenaan pajak, yaitu angka yang akan kita kalikan dengan tarif pajak untuk mendapatkan PPh 21 yang harus dibayar. Untuk mendapatkan PKP, kita perlu mengurangi penghasilan neto dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

PTKP ini adalah batas penghasilan yang tidak dikenakan pajak. Setiap wajib pajak punya PTKP yang berbeda-beda, tergantung pada status perkawinan dan jumlah tanggungan. Untuk tahun 2024, aturan PTKP adalah sebagai berikut:

  • Wajib Pajak Orang Pribadi (TK/0): Rp 54.000.000,00 per tahun
  • Tambahan karena status kawin: Rp 4.500.000,00 per tahun
  • Tambahan untuk setiap tanggungan (maksimal 3 orang): Rp 4.500.000,00 per tahun

Dalam kasus Arliando, dia sudah menikah (K) tapi belum punya anak (0), jadi status PTKP-nya adalah K/0. Ini berarti PTKP Arliando adalah Rp 54.000.000,00 (untuk diri sendiri) + Rp 4.500.000,00 (karena menikah) = Rp 58.500.000,00 per tahun.

Perhitungan PKP

Setelah kita tahu PTKP Arliando, kita bisa menghitung PKP-nya. Caranya adalah dengan mengurangi penghasilan neto setahun dengan PTKP setahun. Jadi, kita perlu menghitung dulu penghasilan neto Arliando selama setahun, baru kemudian kita kurangkan dengan PTKP-nya. Hasilnya, itulah PKP Arliando.

Menghitung PPh 21

Setelah kita dapat PKP, langkah terakhir adalah menghitung PPh 21. Perhitungan PPh 21 ini menggunakan tarif pajak progresif. Artinya, semakin besar penghasilan kena pajak, semakin besar pula persentase pajak yang dikenakan. Tarif PPh 21 yang berlaku saat ini adalah:

  • Lapisan 1: Penghasilan sampai dengan Rp 60.000.000,00 = 5%
  • Lapisan 2: Penghasilan di atas Rp 60.000.000,00 sampai dengan Rp 250.000.000,00 = 15%
  • Lapisan 3: Penghasilan di atas Rp 250.000.000,00 sampai dengan Rp 500.000.000,00 = 25%
  • Lapisan 4: Penghasilan di atas Rp 500.000.000,00 sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 = 30%
  • Lapisan 5: Penghasilan di atas Rp 5.000.000.000,00 = 35%

Jadi, kita akan mengalikan PKP Arliando dengan tarif pajak sesuai dengan lapisan penghasilannya. Kalau PKP-nya masuk ke beberapa lapisan, maka perhitungannya akan dilakukan secara bertahap. Setelah kita dapat PPh 21 setahun, kita bisa bagi dengan 12 untuk mendapatkan PPh 21 per bulan yang harus dibayar Arliando.

Contoh Perhitungan PPh 21 Arliando

Oke, biar lebih jelas, sekarang kita coba hitung PPh 21 Arliando secara lengkap, ya:

  1. Penghasilan Bruto: Rp 8.000.000,00
  2. Biaya Jabatan: 5% x Rp 8.000.000,00 = Rp 400.000,00 (masih di bawah batas maksimal Rp 500.000,00)
  3. Iuran Pensiun: (Misalkan) Rp 200.000,00
  4. Penghasilan Neto Per Bulan: Rp 8.000.000,00 - Rp 400.000,00 - Rp 200.000,00 = Rp 7.400.000,00
  5. Penghasilan Neto Setahun: Rp 7.400.000,00 x 12 = Rp 88.800.000,00
  6. PTKP (K/0): Rp 58.500.000,00
  7. PKP: Rp 88.800.000,00 - Rp 58.500.000,00 = Rp 30.300.000,00
  8. PPh 21 Setahun: 5% x Rp 30.300.000,00 = Rp 1.515.000,00
  9. PPh 21 Per Bulan: Rp 1.515.000,00 / 12 = Rp 126.250,00

Jadi, berdasarkan perhitungan ini, PPh 21 yang harus dibayar Arliando setiap bulan adalah sekitar Rp 126.250,00. Ingat, angka ini bisa berubah tergantung pada besaran iuran pensiun yang dibayar Arliando.

Kesimpulan

Nah, guys, itu dia pembahasan lengkap tentang kasus pajak Arliando. Intinya, untuk menghitung PPh 21, kita perlu memahami komponen penghasilan dan pengurang pajak, menghitung PKP, dan menggunakan tarif pajak yang berlaku. Semoga penjelasan ini bermanfaat buat kalian semua, ya! Kalau ada pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya di kolom komentar!