Jamak Mudzakkar Salim: Panduan Lengkap & Contoh
Udah pada tau belum guys, apa itu Jamak Mudzakkar Salim? Buat yang lagi belajar bahasa Arab, istilah ini pasti sering banget muncul. Nah, biar nggak bingung lagi, yuk kita bahas tuntas tentang Jamak Mudzakkar Salim mulai dari pengertiannya, syarat-syaratnya, contoh-contohnya, sampai cara bikinnya! Dijamin, setelah baca artikel ini, kamu bakal makin jago deh bahasa Arabnya!
Apa Itu Jamak Mudzakkar Salim?
Jamak Mudzakkar Salim itu, secara sederhana, adalah bentuk jamak (banyak) untuk kata benda (isim) yang berjenis laki-laki (mudzakkar) dan dalam keadaan selamat (salim) dari perubahan bentuk kata dasarnya. Jadi, intinya, kalau ada sekumpulan laki-laki atau sesuatu yang dianggap laki-laki dalam bahasa Arab, dan kita pengen menyebutkannya dalam jumlah banyak, pakailah Jamak Mudzakkar Salim.
Secara etimologis, jamak berarti banyak, mudzakkar berarti laki-laki, dan salim berarti selamat. Maksud dari "selamat" di sini adalah bentuk kata tunggalnya (mufrad) tidak mengalami perubahan yang signifikan saat diubah menjadi bentuk jamak. Perubahannya hanya berupa penambahan akhiran tertentu. Bandingkan dengan jenis jamak lain seperti jamak taksir yang justru mengubah total bentuk kata tunggalnya.
Dalam tata bahasa Arab atau nahwu, Jamak Mudzakkar Salim ini punya peran penting banget. Dia berfungsi untuk menunjukkan jumlah yang lebih dari dua untuk kata benda maskulin. Misalnya, kalau kita punya satu orang guru laki-laki, kita sebut "mudarrisun". Tapi kalau kita punya banyak guru laki-laki, kita bisa sebut "mudarrisuna" atau "mudarrisina" tergantung pada kedudukannya dalam kalimat. Nah, perubahan dari "mudarrisun" menjadi "mudarrisuna/mudarrisina" inilah yang disebut dengan Jamak Mudzakkar Salim.
Kenapa sih kita perlu belajar Jamak Mudzakkar Salim? Soalnya, dalam Al-Qur'an dan hadis, banyak banget kata-kata yang berbentuk Jamak Mudzakkar Salim. Dengan memahami konsep ini, kita jadi bisa lebih mudah mengerti makna ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis, serta memahami konteksnya dengan lebih baik. Selain itu, pemahaman tentang Jamak Mudzakkar Salim juga penting banget buat kita yang pengen mendalami ilmu nahwu dan sharaf (morfologi bahasa Arab). Jadi, bisa dibilang, ini adalah salah satu kunci buat membuka pintu gerbang pemahaman bahasa Arab yang lebih luas.
Syarat-Syarat Pembentukan Jamak Mudzakkar Salim
Biar suatu kata bisa diubah menjadi Jamak Mudzakkar Salim, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi lho. Nggak semua kata bisa seenaknya kita jamakkan dengan cara ini. Apa aja sih syaratnya? Yuk, simak baik-baik!
-
Isim Mudzakkar (Kata Benda Laki-Laki): Ini udah jelas ya, guys. Kata yang mau dijadikan Jamak Mudzakkar Salim haruslah kata benda yang berjenis laki-laki. Gimana cara bedain kata benda laki-laki dan perempuan dalam bahasa Arab? Biasanya, kata benda perempuan itu ada tanda ta marbutah (ุฉ) di akhirnya. Tapi, ada juga beberapa pengecualian. Jadi, emang butuh pembiasaan dan sering-sering lihat kamus.
-
'Aqil (Berakal): Kata benda tersebut harus menunjukkan sesuatu yang berakal, biasanya manusia atau malaikat. Jadi, kita nggak bisa menjamakkan kata benda mati atau hewan dengan Jamak Mudzakkar Salim. Misalnya, kita nggak bisa bilang "kursiyyuuna" (banyak kursi), karena kursi itu nggak berakal.
-
'Alam (Nama): Kata benda tersebut bisa berupa nama orang laki-laki. Contohnya, "Muhammad" bisa dijamakkan menjadi "Muhammaduna" atau "Muhammadina". Tapi, ada beberapa ketentuan tambahan untuk nama. Nama tersebut nggak boleh berupa:
- Nama yang diakhiri dengan ta marbutah (ุฉ), contohnya "Usamah".
- Nama yang merupakan gabungan dua kata (murakkab), contohnya "Abdullah".
- Nama yang menunjukkan sifat, contohnya "Karim" (dermawan). Meskipun "Karim" adalah nama orang, tapi dia juga punya makna sifat.
-
Sifat yang Tidak Diakhiri Ta Marbutah: Kata benda tersebut bisa juga berupa sifat, tapi syaratnya, sifat tersebut nggak boleh diakhiri dengan ta marbutah. Contohnya, "Shalih" (saleh) bisa dijamakkan menjadi "Shalihuna" atau "Shalihina". Tapi, kita nggak bisa menjamakkan kata "Alimah" (orang yang berilmu, perempuan) karena ada ta marbutah di akhirnya.
-
Tidak Berupa Sifat yang Musytarak: Sifat musytarak adalah sifat yang bisa digunakan untuk laki-laki dan perempuan. Contohnya, "Sabur" (sabar). Kita nggak bisa menjamakkan sifat ini dengan Jamak Mudzakkar Salim.
Nah, itu dia syarat-syarat yang harus dipenuhi biar suatu kata bisa dijadikan Jamak Mudzakkar Salim. Keliatannya emang banyak ya, guys, tapi lama-lama juga bakal hafal kok. Kuncinya adalah sering-sering latihan dan baca teks bahasa Arab.
Contoh-Contoh Jamak Mudzakkar Salim dalam Al-Qur'an
Biar makin paham, yuk kita lihat beberapa contoh Jamak Mudzakkar Salim yang sering muncul dalam Al-Qur'an. Dengan melihat contoh langsung, kita jadi bisa lebih nangkep gimana sih cara penggunaan Jamak Mudzakkar Salim dalam kalimat.
-
Al-Mu'minun (Orang-orang yang Beriman): Kata ini sering banget kita jumpai dalam Al-Qur'an. Bentuk tunggalnya adalah "Mu'min" (orang yang beriman). Contohnya dalam surat Al-Mu'minun ayat 1:
ููุฏู ุฃูููููุญู ูฑููู ูุคูู ูููููู
Qad aflahal-mu'minun(a)
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.
Di sini, "Al-Mu'minun" berkedudukan sebagai fa'il (subjek) yang marfu' (ditinggikan), makanya pakai akhiran "-una".
-
As-Shabirun (Orang-orang yang Sabar): Kata ini juga sering muncul sebagai pujian bagi orang-orang yang tabah dalam menghadapi cobaan. Bentuk tunggalnya adalah "Shabir" (orang yang sabar). Contohnya dalam surat Al-Baqarah ayat 153:
ุฅูููู ูฑูููููู ู ูุนู ูฑูุตูููฐุจูุฑูููู
Innallaha ma'a as-shabirin(a)
Artinya: Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Di sini, "As-Shabirin" berkedudukan sebagai mudhaf ilaih (kata yang disandarkan) yang majhrur (direndahkan), makanya pakai akhiran "-ina".
-
Al-Kafirun (Orang-orang Kafir): Kata ini merujuk pada orang-orang yang ingkar kepada Allah. Bentuk tunggalnya adalah "Kafir" (orang kafir). Contohnya dalam surat Al-Kafirun ayat 1:
ูููู ูููฐูุฃููููููุง ูฑูููููฐููุฑูููู
Qul ya ayyuhal-kafirun(a)
Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!"
Di sini, "Al-Kafirun" berkedudukan sebagai manada (kata yang dipanggil) yang mabni (tetap), makanya pakai akhiran "-una".
-
As-Salihun (Orang-orang yang Saleh): Kata ini merujuk pada orang-orang yang berbuat kebaikan dan taat kepada Allah. Bentuk tunggalnya adalah "Salih" (orang saleh). Contohnya dalam surat Al-Anbiya ayat 105:
ุฃูููู ูฑููุฃูุฑูุถู ููุฑูุซูููุง ุนูุจูุงุฏููู ูฑูุตูููฐููุญูููู
Annal-arแธa yarithuha 'ibadiyas-salihun(a)
Artinya: Bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.
Di sini, "As-Salihun" berkedudukan sebagai na'at (sifat) yang mengikuti man'ut (kata yang disifati), yaitu "'ibadi" (hamba-hamba-Ku) yang marfu' (ditinggikan), makanya pakai akhiran "-una".
Itu baru sebagian kecil contohnya aja ya, guys. Masih banyak lagi kata-kata lain dalam Al-Qur'an yang berbentuk Jamak Mudzakkar Salim. Semakin sering kita baca dan perhatikan, insya Allah kita akan semakin terbiasa dan mudah memahaminya.
Cara Membuat Jamak Mudzakkar Salim
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling penting nih, yaitu cara membuat Jamak Mudzakkar Salim. Sebenarnya, caranya cukup sederhana kok. Kita cuma perlu menambahkan akhiran tertentu pada kata tunggalnya.
Ada dua akhiran yang bisa kita gunakan:
-
-una (ููููู): Akhiran ini digunakan ketika Jamak Mudzakkar Salim berkedudukan sebagai rafa' (ditinggikan), biasanya sebagai fa'il (subjek) atau mubtada' (pokok kalimat).
Contoh:
- Muslim (seorang muslim) โ Muslimuna (kaum muslimin)
- Mukmin (seorang mukmin) โ Mukminuna (kaum mukminin)
- Shalih (orang saleh) โ Shalihuna (orang-orang saleh)
-
-ina (ููููู): Akhiran ini digunakan ketika Jamak Mudzakkar Salim berkedudukan sebagai nashab (dijatuhkan) atau jar (direndahkan), biasanya sebagai maf'ul bih (objek), mudhaf ilaih (kata yang disandarkan), atau setelah huruf jar.
Contoh:
- Muslim (seorang muslim) โ Muslimina (kaum muslimin)
- Mukmin (seorang mukmin) โ Mukminina (kaum mukminin)
- Shalih (orang saleh) โ Shalihina (orang-orang saleh)
Penting!
- Sebelum menambahkan akhiran, pastikan kata tersebut memenuhi syarat-syarat yang sudah kita bahas sebelumnya ya.
- Perhatikan kedudukan kata tersebut dalam kalimat. Apakah dia sebagai subjek, objek, atau yang lainnya? Ini akan menentukan akhiran mana yang harus kita pakai.
- Dalam beberapa kasus, ada perubahan kecil yang terjadi pada kata tunggal sebelum ditambahkan akhiran. Misalnya, huruf terakhir yang berupa alif layyinah (ู) dihilangkan.
Dengan memahami cara ini dan terus berlatih, kamu pasti bisa dengan mudah membuat Jamak Mudzakkar Salim sendiri. Jangan lupa, kunci utamanya adalah konsisten dan teliti.
Kesimpulan
Oke guys, kita udah belajar banyak banget nih tentang Jamak Mudzakkar Salim. Mulai dari pengertian, syarat-syarat, contoh-contoh dalam Al-Qur'an, sampai cara membuatnya. Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat dan bikin kamu makin semangat belajar bahasa Arab ya!
Intinya, Jamak Mudzakkar Salim itu adalah bentuk jamak untuk kata benda laki-laki yang berakal, dengan penambahan akhiran "-una" atau "-ina" sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat. Pemahaman tentang Jamak Mudzakkar Salim ini penting banget buat kita yang pengen mendalami bahasa Arab, terutama dalam memahami Al-Qur'an dan hadis.
Jadi, jangan berhenti belajar ya! Teruslah eksplorasi keindahan bahasa Arab dan temukan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Semangat terus!