Indonesia Keluar Dari PBB: Apa Penyebabnya?

Guys, pernah denger gak sih tentang Indonesia yang pernah keluar dari PBB? Mungkin buat sebagian dari kalian ini jadi pertanyaan besar. Kok bisa ya? Padahal, PBB itu kan organisasi penting banget buat hubungan antar negara. Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas penyebab Indonesia keluar dari keanggotaan PBB. Siap? Yuk, langsung aja kita mulai!

Latar Belakang Singkat PBB dan Indonesia

Sebelum kita bahas lebih jauh tentang penyebab Indonesia keluar dari PBB, ada baiknya kita pahami dulu nih apa itu PBB dan gimana sih hubungan Indonesia sama organisasi ini dari awal.

Apa Itu PBB?

PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1945 setelah Perang Dunia II berakhir. Tujuan utama PBB adalah menjaga perdamaian dan keamanan internasional, mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa, serta bekerja sama dalam memecahkan masalah-masalah internasional dan mempromosikan hak asasi manusia. Singkatnya, PBB ini wadah buat negara-negara di dunia buat ngobrol, kerja sama, dan nyari solusi bareng-bareng.

Indonesia dan PBB: Awal Mula yang Baik

Indonesia sendiri udah jadi anggota PBB sejak 28 September 1950. Jadi, bisa dibilang, Indonesia termasuk salah satu negara yang aktif di PBB sejak awal. Banyak banget manfaat yang kita dapetin dari keanggotaan di PBB, mulai dari bantuan ekonomi, teknis, sampai dukungan politik. PBB juga berperan penting dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi Indonesia, termasuk masalah Irian Barat (sekarang Papua).

Selama menjadi anggota PBB, Indonesia selalu berusaha aktif dalam berbagai kegiatan dan program yang diadakan oleh PBB. Kita juga seringkali menjadi mediator dalam konflik-konflik internasional, serta menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang. Jadi, hubungan Indonesia dan PBB itu awalnya baik-baik aja, guys.

Konfrontasi dengan Malaysia: Pemicu Utama

Nah, sekarang kita masuk ke bagian inti nih, yaitu penyebab Indonesia keluar dari keanggotaan PBB. Jadi, gini ceritanya. Di awal tahun 1960-an, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno terlibat dalam konfrontasi dengan Malaysia. Konfrontasi ini dikenal dengan nama "Ganyang Malaysia".

Kenapa Indonesia Konfrontasi dengan Malaysia?

Ada beberapa alasan kenapa Indonesia melakukan konfrontasi dengan Malaysia:

1. Pembentukan Federasi Malaysia: Soekarno menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai proyek neo-kolonialisme Inggris yang akan mengancam Indonesia. Soekarno khawatir bahwa Malaysia akan menjadi boneka Inggris dan digunakan untuk mengendalikan kawasan Asia Tenggara.
2. Dukungan Terhadap Pemberontakan: Indonesia juga mendukung berbagai kelompok pemberontak di wilayah Malaysia Timur (Sabah dan Sarawak) yang ingin memisahkan diri dari Malaysia. Soekarno percaya bahwa rakyat Sabah dan Sarawak tidak ingin bergabung dengan Malaysia.
3. Ideologi: Soekarno memiliki ideologi anti-imperialisme dan anti-kolonialisme yang kuat. Ia melihat Malaysia sebagai perpanjangan tangan kekuatan asing di kawasan Asia Tenggara.

PBB Tidak Berpihak?

Konflik antara Indonesia dan Malaysia ini kemudian dibawa ke PBB. Namun, Soekarno merasa bahwa PBB tidak berpihak pada Indonesia dan lebih mendukung Malaysia. Soekarno kecewa dengan sikap PBB yang dianggap tidak adil dan tidak memahami posisi Indonesia. Ketidakpuasan inilah yang kemudian menjadi salah satu penyebab Indonesia keluar dari keanggotaan PBB.

Dampak dan Konsekuensi Keputusan Soekarno

Pada tanggal 7 Januari 1965, Indonesia secara resmi menyatakan keluar dari PBB. Keputusan ini tentu saja mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan berbagai dampak serta konsekuensi.

Dampak Politik dan Ekonomi

Keputusan keluar dari PBB ini berdampak besar pada hubungan internasional Indonesia. Banyak negara yang menyayangkan keputusan ini dan mengkritik tindakan Soekarno. Secara ekonomi, Indonesia juga mengalami kerugian karena kehilangan akses ke berbagai bantuan dan program dari PBB.

Isolasi Internasional

Indonesia menjadi semakin terisolasi dari dunia internasional. Kita kehilangan banyak teman dan dukungan dari negara-negara lain. Posisi Indonesia dalam percaturan politik internasional juga melemah. Keputusan ini membuat Indonesia semakin bergantung pada negara-negara Blok Timur seperti Uni Soviet dan Tiongkok.

Semakin Dalam ke Blok Timur

Akibat isolasi dari dunia barat, Indonesia semakin dekat dengan negara-negara Blok Timur. Hal ini terlihat dari peningkatan kerjasama ekonomi dan militer antara Indonesia dengan Uni Soviet dan Tiongkok. Soekarno bahkan mencetuskan ide untuk membentuk organisasi tandingan PBB yang beranggotakan negara-negara berkembang.

Indonesia Kembali ke PBB

Setelah terjadi perubahan kekuasaan di Indonesia pada tahun 1966, di mana Soekarno digantikan oleh Soeharto, kebijakan luar negeri Indonesia pun mengalami perubahan drastis. Soeharto berusaha untuk memperbaiki hubungan Indonesia dengan dunia internasional, termasuk dengan PBB.

Normalisasi Hubungan

Pemerintah Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto mulai melakukan pendekatan-pendekatan diplomatik untuk memperbaiki hubungan dengan PBB. Soeharto menyadari bahwa keanggotaan di PBB sangat penting bagi Indonesia untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dalam pembangunan nasional.

Tanggal 28 September 1966: Kembali ke PBB

Akhirnya, pada tanggal 28 September 1966, tepat satu tahun setelah keluar, Indonesia secara resmi kembali menjadi anggota PBB. Keputusan ini disambut baik oleh banyak negara dan menjadi awal dari babak baru dalam hubungan Indonesia dengan dunia internasional. Sejak saat itu, Indonesia kembali aktif dalam berbagai kegiatan dan program PBB, serta berperan penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.

Pelajaran dari Keluar dan Kembali ke PBB

Dari peristiwa keluarnya Indonesia dari PBB, kita bisa memetik beberapa pelajaran penting, guys:

1. Pentingnya Diplomasi: Konflik internasional sebaiknya diselesaikan melalui jalur diplomasi dan negosiasi, bukan dengan konfrontasi.
2. Kerja Sama Internasional: Keanggotaan dalam organisasi internasional seperti PBB sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dalam pembangunan nasional.
3. Fleksibilitas: Kebijakan luar negeri harus fleksibel dan adaptif terhadap perubahan situasi dan kondisi internasional.
4. Nasionalisme yang Sehat: Nasionalisme itu penting, tapi jangan sampai membuat kita menutup diri dari dunia luar.

Kesimpulan

Jadi, penyebab Indonesia keluar dari keanggotaan PBB adalah konfrontasi dengan Malaysia dan ketidakpuasan Soekarno terhadap PBB yang dianggap tidak berpihak pada Indonesia. Keputusan ini berdampak besar pada hubungan internasional Indonesia dan membuat kita semakin terisolasi dari dunia luar. Namun, setelah terjadi perubahan kekuasaan, Indonesia kembali menjadi anggota PBB dan kembali aktif dalam berbagai kegiatan dan program PBB. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kalian ya, guys!