Hadits Arba'in Ke-6: Jaga Diri Dari Syubhat

Pendahuluan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, guys! Balik lagi nih, kita bakal ngulik lebih dalam salah satu hadits penting dari kitab Hadits Arba'in karya Imam Nawawi. Kali ini, kita akan membahas Hadits Arba'in ke-6 yang punya pesan mendalam tentang kehati-hatian dalam beragama dan menjauhi perkara yang syubhat. Hadits ini krusial banget buat kita sebagai umat Muslim, karena ngebantu kita buat hidup lebih tenang dan terarah sesuai tuntunan agama. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!

Hadits Arba'in ke-6 ini berbunyi:

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : (( إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ )) [رواه البخاري ومسلم]

Yang artinya:

Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan sesungguhnya yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Barangsiapa yang menjaga diri dari perkara syubhat, maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia telah terjerumus ke dalam perkara yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar daerah larangan, hampir-hampir hewan gembalaannya itu masuk ke dalamnya. Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki daerah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya daerah larangan Allah adalah perkara-perkara yang haram. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kandungan Hadits Arba'in ke-6: Pembahasan Mendalam

Hadits Arba'in ke-6 ini, guys, bukan sekadar kumpulan kata-kata biasa. Di dalamnya terkandung wisdom yang luar biasa, yang bisa jadi pedoman hidup kita sehari-hari. Kita bedah satu per satu yuk, biar makin paham:

1. Kejelasan Halal dan Haram

Di awal hadits, Rasulullah SAW menegaskan bahwa halal dan haram itu jelas. Maksudnya, Allah SWT udah memberikan rambu-rambu yang gamblang dalam agama kita. Ada perbuatan yang jelas-jelas diperbolehkan, ada juga yang jelas-jelas dilarang. Ini penting banget buat kita pahami, biar kita bisa beraktivitas dengan tenang dan yakin bahwa kita nggak melanggar aturan Allah.

Misalnya, shalat 5 waktu, puasa Ramadhan, zakat, dan haji itu jelas-jelas perintah Allah yang harus kita kerjakan. Sebaliknya, zina, mencuri, minum khamr, dan berjudi itu jelas-jelas larangan yang harus kita jauhi. Dengan memahami ini, kita bisa hidup lebih terarah dan nggak gampang keombang-ambing.

2. Perkara Syubhat: Zona Abu-Abu yang Harus Diwaspadai

Nah, yang menarik dari Hadits Arba'in ke-6 ini adalah adanya perkara syubhat. Syubhat itu bisa kita artikan sebagai perkara yang samar-samar, nggak jelas halal atau haramnya. Ini kayak zona abu-abu, guys. Banyak orang yang nggak ngeh sama perkara syubhat ini, padahal bahayanya lumayan gede, lho.

Rasulullah SAW bilang, orang yang menjaga diri dari perkara syubhat, berarti dia udah membersihkan agama dan kehormatannya. Ini keren banget, kan? Dengan menjauhi yang syubhat, kita nggak cuma menjaga diri dari dosa, tapi juga menjaga nama baik kita sebagai seorang Muslim. Sebaliknya, orang yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, dikhawatirkan bisa terjerumus ke dalam yang haram. Ini kayak pepatah, “Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.”

3. Analogi Penggembala dan Daerah Larangan

Buat ngejelasin bahaya perkara syubhat, Rasulullah SAW ngasih contoh yang relate banget sama kehidupan sehari-hari. Beliau menganalogikan orang yang terjerumus ke dalam perkara syubhat seperti penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar daerah larangan. Logikanya, kalau hewan gembalaannya deket-deket sama daerah larangan, kemungkinan besar bakal masuk ke dalamnya, kan?

Sama kayak kita, guys. Kalau kita sering berinteraksi dengan perkara syubhat, lama-lama kita bisa terbiasa dan akhirnya terjerumus ke dalam yang haram. Misalnya, sering nongkrong di tempat yang nggak jelas, scroll media sosial yang isinya gibah dan fitnah, atau ikut-ikutan tren yang nggak sesuai sama nilai-nilai Islam. Awalnya mungkin cuma penasaran, tapi lama-lama bisa kebablasan.

4. Hati: Pusat Kendali Kehidupan

Di akhir Hadits Arba'in ke-6 ini, Rasulullah SAW ngasih highlight tentang hati. Beliau bilang, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh itu terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati.” Ini deep banget, guys!

Hati itu kayak pusat kendali kehidupan kita. Kalau hati kita bersih, niat kita baik, insya Allah seluruh perbuatan kita juga akan baik. Sebaliknya, kalau hati kita kotor, penuh penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, dan riya, maka seluruh perbuatan kita juga akan rusak. Makanya, penting banget buat kita menjaga hati kita, membersihkannya dari segala penyakit, dan mengisinya dengan keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT.

Implementasi Hadits Arba'in ke-6 dalam Kehidupan Sehari-hari

Terus, gimana caranya kita mengimplementasikan Hadits Arba'in ke-6 ini dalam kehidupan sehari-hari? Ini dia beberapa tipsnya:

1. Perdalam Ilmu Agama: Dengan ilmu agama yang cukup, kita bisa membedakan mana yang halal, haram, dan syubhat. Kita jadi lebih hati-hati dalam bertindak dan nggak gampang terpengaruh sama hal-hal negatif.
2. Jauhi Perkara Syubhat: Kalau kita ragu sama sesuatu, mendingan ditinggalin aja, guys. Daripada kita terjerumus ke dalam yang haram, lebih baik kita cari aman, kan?
3. Pilih Lingkungan yang Baik: Teman dan lingkungan itu ngaruh banget sama kepribadian kita. Kalau kita bergaul sama orang-orang saleh, insya Allah kita juga akan ketularan saleh. Sebaliknya, kalau kita bergaul sama orang-orang yang nggak bener, kita juga bisa kebawa arus.
4. Jaga Hati: Ini yang paling penting, guys. Kita harus rajin-rajin membersihkan hati kita dari segala penyakit hati. Caranya, dengan banyak berdzikir, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan melakukan amalan-amalan saleh lainnya.

Kesimpulan

Hadits Arba'in ke-6 ini bener-bener insightful banget, ya. Kita jadi lebih paham tentang pentingnya kehati-hatian dalam beragama, menjauhi perkara syubhat, dan menjaga hati. Semoga dengan memahami hadits ini, kita bisa menjadi Muslim yang lebih baik lagi. Aamiin.

Jadi, gimana guys, udah makin paham kan tentang Hadits Arba'in ke-6? Jangan lupa dipraktekin dalam kehidupan sehari-hari ya! Sampai jumpa di pembahasan hadits selanjutnya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!