Garis Wallace & Weber: Pembagian Wilayah Fauna Indonesia

Hai guys! Pernah gak sih kalian bertanya-tanya, kenapa ya fauna di Indonesia bagian barat beda banget sama yang di timur? Nah, perbedaan ini ternyata dijelaskan oleh dua tokoh penting dalam dunia biogeografi, yaitu Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber. Mereka mengemukakan konsep garis khayal yang membagi wilayah Indonesia berdasarkan jenis fauna yang mendominasi. Garis-garis ini dikenal dengan nama Garis Wallace dan Garis Weber. Yuk, kita bahas lebih dalam mengenai pembagian wilayah menurut kedua garis ini!

Mengenal Alfred Russel Wallace dan Garis Wallace

Alfred Russel Wallace adalah seorang naturalis, penjelajah, ahli geografi, antropolog, dan ahli biologi berkebangsaan Inggris. Ia dikenal karena secara independen mengembangkan teori seleksi alam yang kemudian dipublikasikan bersama dengan Charles Darwin. Wallace melakukan penelitian yang luas di wilayah Nusantara (sekarang Indonesia) pada abad ke-19. Dari pengamatannya, Wallace menyadari adanya perbedaan mencolok antara fauna di wilayah barat dan timur Indonesia.

Garis Wallace adalah garis khayal yang memisahkan wilayah fauna Indonesia bagian barat (Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali) dengan wilayah fauna Indonesia bagian tengah (Sulawesi dan Nusa Tenggara). Garis ini membentang dari Selat Lombok ke arah utara, melewati Selat Makassar, hingga ke Filipina. Wilayah barat Garis Wallace didominasi oleh fauna tipe Asiatis, yang memiliki kemiripan dengan fauna di Benua Asia. Contoh fauna tipe Asiatis adalah harimau, gajah, badak, orangutan, dan berbagai jenis primata lainnya. Wilayah tengah, atau yang sering disebut wilayah Wallacea, memiliki fauna yang unik dan merupakan campuran antara fauna Asiatis dan Australis.

Wallace menyimpulkan bahwa perbedaan fauna ini disebabkan oleh sejarah geologis dan evolusi wilayah tersebut. Pulau-pulau di sebelah barat Garis Wallace dulunya terhubung dengan daratan Asia, sementara pulau-pulau di sebelah timur memiliki sejarah evolusi yang berbeda dan lebih dekat dengan Australia. Oleh karena itu, fauna di kedua wilayah tersebut berkembang secara berbeda pula. Teori Wallace ini menjadi dasar bagi pemahaman kita tentang biogeografi Indonesia hingga saat ini.

Mengenal Max Wilhelm Carl Weber dan Garis Weber

Max Wilhelm Carl Weber adalah seorang zoologiwan dan biogeograf berkebangsaan Jerman-Belanda. Ia juga melakukan penelitian di Indonesia dan tertarik dengan perbedaan fauna di wilayah ini. Weber menyadari bahwa Garis Wallace tidak sepenuhnya akurat dalam menggambarkan batas wilayah fauna di Indonesia. Ia menemukan bahwa beberapa spesies fauna Australis (yang berasal dari Australia) dapat ditemukan di wilayah timur Sulawesi, yang seharusnya berada di wilayah Wallacea menurut Garis Wallace.

Oleh karena itu, Weber mengusulkan Garis Weber sebagai garis pembatas yang lebih akurat antara wilayah fauna Indonesia bagian tengah (Wallacea) dan wilayah fauna Indonesia bagian timur (Papua dan Kepulauan Aru). Garis Weber terletak di sebelah timur Garis Wallace, membentang dari Laut Timor ke arah utara, melewati antara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku, hingga ke Samudra Pasifik. Wilayah timur Garis Weber didominasi oleh fauna tipe Australis, yang memiliki kemiripan dengan fauna di Benua Australia. Contoh fauna tipe Australis adalah kanguru pohon, burung cendrawasih, kasuari, dan berbagai jenis burung paruh bengkok.

Weber berpendapat bahwa Garis Weber lebih tepat menggambarkan batas penyebaran fauna Australis di Indonesia karena mempertimbangkan faktor-faktor seperti kedalaman laut dan arus laut. Kedalaman laut yang dalam di sekitar Garis Weber menjadi penghalang bagi penyebaran fauna darat, sementara arus laut berperan dalam penyebaran fauna laut. Dengan demikian, Garis Weber memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang biogeografi Indonesia.

Perbandingan Garis Wallace dan Garis Weber

Setelah mengenal Garis Wallace dan Garis Weber, sekarang mari kita bandingkan kedua garis ini agar lebih memahami perbedaan dan kesamaan keduanya:

• Letak Garis: Garis Wallace terletak di sebelah barat Garis Weber. Garis Wallace memisahkan wilayah fauna Asiatis dan Wallacea, sedangkan Garis Weber memisahkan wilayah fauna Wallacea dan Australis.
• Fauna yang Dibatasi: Garis Wallace membatasi penyebaran fauna Asiatis, seperti harimau dan orangutan, ke arah timur. Garis Weber membatasi penyebaran fauna Australis, seperti kanguru pohon dan burung cendrawasih, ke arah barat.
• Wilayah Wallacea: Wilayah Wallacea adalah wilayah peralihan antara fauna Asiatis dan Australis. Wilayah ini terletak di antara Garis Wallace dan Garis Weber, meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, dan sebagian Kepulauan Maluku. Fauna di wilayah Wallacea memiliki karakteristik unik karena merupakan campuran dari kedua jenis fauna tersebut. Contoh fauna unik di wilayah Wallacea adalah anoa, babi rusa, dan tarsius.
• Faktor yang Mempengaruhi: Garis Wallace dipengaruhi oleh sejarah geologis dan evolusi wilayah tersebut, di mana pulau-pulau di sebelah barat dulunya terhubung dengan daratan Asia. Garis Weber dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kedalaman laut dan arus laut, yang menjadi penghalang bagi penyebaran fauna darat dan laut.

Mengapa Garis Wallace dan Garis Weber Penting?

Garis Wallace dan Garis Weber memiliki peran penting dalam memahami keanekaragaman hayati di Indonesia dan dunia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kedua garis ini penting:

• Memahami Biogeografi: Garis Wallace dan Garis Weber membantu kita memahami bagaimana fauna tersebar di berbagai wilayah geografis. Dengan memahami pola penyebaran fauna, kita dapat mempelajari sejarah evolusi dan hubungan antara berbagai spesies.
• Konservasi Keanekaragaman Hayati: Pemahaman tentang Garis Wallace dan Garis Weber penting dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati. Kita dapat mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan perlu dilindungi. Misalnya, wilayah Wallacea memiliki fauna yang unik dan endemik, sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dalam upaya konservasi.
• Penelitian Ilmiah: Garis Wallace dan Garis Weber menjadi dasar bagi berbagai penelitian ilmiah di bidang biogeografi, evolusi, dan ekologi. Para ilmuwan terus melakukan penelitian untuk memahami lebih dalam tentang pola penyebaran fauna dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Contoh Fauna di Wilayah Garis Wallace dan Garis Weber

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah beberapa contoh fauna yang dapat ditemukan di wilayah-wilayah yang dibatasi oleh Garis Wallace dan Garis Weber:

Wilayah Barat Garis Wallace (Tipe Asiatis):

• Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae): Hewan karnivora ini hanya ditemukan di Pulau Sumatera dan merupakan salah satu spesies harimau yang terancam punah.
• Orangutan Sumatera (Pongo abelii): Primata endemik Sumatera ini juga terancam punah akibat hilangnya habitat dan perburuan.
• Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus): Subspesies gajah Asia ini juga hanya ditemukan di Sumatera dan terancam punah akibat konflik dengan manusia dan hilangnya habitat.
• Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus): Badak bercula satu ini merupakan salah satu mamalia paling langka di dunia dan hanya ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa.

Wilayah Wallacea (Peralihan):

• Anoa (Bubalus depressicornis): Kerbau kerdil endemik Sulawesi ini terancam punah akibat perburuan dan hilangnya habitat.
• Babi Rusa (Babyrousa celebensis): Babi unik dengan taring yang melengkung ke belakang ini hanya ditemukan di Sulawesi dan beberapa pulau sekitarnya.
• Tarsius (Tarsius spp.): Primata kecil nokturnal ini memiliki mata yang besar dan dapat ditemukan di Sulawesi dan beberapa pulau sekitarnya.
• Komodo (Varanus komodoensis): Kadal raksasa endemik Indonesia ini hanya ditemukan di Pulau Komodo dan beberapa pulau kecil di sekitarnya.

Wilayah Timur Garis Weber (Tipe Australis):

• Kanguru Pohon (Dendrolagus spp.): Kanguru yang hidup di pohon ini dapat ditemukan di Papua dan Australia.
• Burung Cendrawasih (Paradisaeidae): Burung dengan bulu yang indah ini merupakan ikon Papua dan hanya ditemukan di wilayah timur Indonesia dan Papua Nugini.
• Kasuari (Casuarius spp.): Burung besar tidak terbang ini dapat ditemukan di Papua dan Australia.
• Burung Paruh Bengkok (Psittaciformes): Berbagai jenis burung paruh bengkok, seperti kakatua dan nuri, banyak ditemukan di wilayah timur Indonesia.

Kesimpulan

Jadi guys, Garis Wallace dan Garis Weber adalah konsep penting dalam memahami pembagian wilayah fauna di Indonesia. Garis Wallace memisahkan wilayah fauna Asiatis dan Wallacea, sedangkan Garis Weber memisahkan wilayah fauna Wallacea dan Australis. Pemahaman tentang kedua garis ini penting dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati dan penelitian ilmiah. Semoga artikel ini bermanfaat ya!

Keyword : Garis Wallace, Garis Weber, Fauna Indonesia, Biogeografi, Keanekaragaman Hayati