Cara Membuat Kutipan Langsung & Tidak Langsung UT (Sejarah)

by ADMIN 60 views

Hey guys, buat kalian mahasiswa UT yang lagi pusing dengan Tugas 2 Karil dan khususnya tentang cara membuat kutipan langsung dan tidak langsung sesuai gaya selingkung UT, tenang aja! Artikel ini akan membahas tuntas tentang itu, khususnya dalam kategori sejarah. Yuk, simak baik-baik!

Apa Itu Kutipan Langsung dan Tidak Langsung?

Sebelum kita masuk ke gaya selingkung UT, penting banget untuk kita pahami dulu apa sih bedanya kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Ini adalah dasar yang krusial, guys!

  • Kutipan Langsung: Kutipan langsung adalah mengutip persis kata-kata atau kalimat dari sumber aslinya. Ga ada yang diubah sama sekali! Semua tanda baca, ejaan, dan formatnya harus sama persis dengan sumber aslinya. Kutipan langsung biasanya digunakan ketika kita ingin menonjolkan poin penting dari suatu pernyataan atau definisi.

  • Kutipan Tidak Langsung: Nah, kalau kutipan tidak langsung ini, kita menyampaikan ide atau gagasan dari sumber lain dengan bahasa kita sendiri. Tapi, ingat ya, inti dari gagasan tersebut harus tetap sama. Kita hanya mengubah cara penyampaiannya saja. Kutipan tidak langsung sering digunakan untuk meringkas informasi yang panjang atau menjelaskan suatu konsep dengan lebih sederhana.

Kenapa Kutipan Itu Penting?

Kutipan itu super penting dalam penulisan karya ilmiah, guys. Bayangin aja, kalau kita nulis tanpa mencantumkan sumber, sama aja kayak ngambil ide orang lain tanpa izin. Ga keren banget, kan? Nah, kutipan ini berfungsi untuk:

  • Menghindari Plagiarisme: Ini yang paling utama! Dengan mencantumkan sumber kutipan, kita menunjukkan bahwa ide tersebut bukan murni dari kita, melainkan dari orang lain. Ini adalah bentuk penghargaan terhadap penulis aslinya.

  • Memperkuat Argumen: Kutipan dari ahli atau sumber terpercaya bisa banget memperkuat argumen kita. Ibaratnya, kita punya amunisi tambahan untuk meyakinkan pembaca.

  • Menunjukkan Kredibilitas: Dengan mencantumkan sumber yang jelas, kita menunjukkan bahwa tulisan kita didasarkan pada riset yang mendalam dan terpercaya. Ini penting banget untuk membangun kredibilitas kita sebagai penulis.

Gaya Selingkung UT dalam Mengutip (Kategori Sejarah)

Sekarang, mari kita bahas gaya selingkung UT dalam membuat kutipan, khususnya untuk karya ilmiah dengan kategori sejarah. Gaya selingkung itu apa sih? Sederhananya, gaya selingkung adalah aturan atau pedoman yang digunakan oleh suatu institusi atau penerbit dalam penulisan dan penyuntingan. UT punya gaya selingkung sendiri, dan kita harus mengikutinya saat menulis karya ilmiah.

Komponen Utama dalam Kutipan Gaya UT

Dalam gaya selingkung UT, ada beberapa komponen penting yang harus ada dalam setiap kutipan, yaitu:

  • Nama Penulis: Nama belakang penulis harus dicantumkan. Jika ada dua penulis, sebutkan keduanya. Jika lebih dari dua, sebutkan nama belakang penulis pertama diikuti dengan “dkk.” atau “et al.”

  • Tahun Penerbitan: Tahun buku atau artikel tersebut diterbitkan.

  • Nomor Halaman (Jika Ada): Untuk kutipan langsung, nomor halaman wajib dicantumkan. Untuk kutipan tidak langsung, nomor halaman boleh dicantumkan, tapi tidak wajib.

Contoh Kutipan Langsung Gaya UT (Sejarah)

Misalnya, kita mau mengutip kalimat dari buku tentang sejarah Indonesia karya Soekarno:

“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa….” (Soekarno, 1945, hlm. 1).

Perhatikan baik-baik formatnya ya, guys. Nama penulis (Soekarno), tahun penerbitan (1945), dan nomor halaman (hlm. 1) semuanya dicantumkan dengan jelas.

Aturan Tambahan untuk Kutipan Langsung

  • Kutipan Pendek (Kurang dari 4 Baris): Kutipan pendek dimasukkan ke dalam teks dan diapit dengan tanda kutip (“…”).

  • Kutipan Panjang (Lebih dari 4 Baris): Kutipan panjang ditulis dalam blok terpisah (indentasi), tanpa tanda kutip. Ukuran font kutipan panjang biasanya lebih kecil dari teks utama.

Contoh Kutipan Tidak Langsung Gaya UT (Sejarah)

Misalnya, kita mau menyampaikan gagasan dari buku yang sama dengan bahasa kita sendiri:

Soekarno (1945) menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak yang harus dimiliki oleh semua bangsa.

Dalam contoh ini, kita tidak mengutip persis kata-kata Soekarno, tapi kita tetap mencantumkan sumbernya (Soekarno, 1945). Ingat ya, meskipun ini kutipan tidak langsung, kita tetap harus menyampaikan inti dari gagasan Soekarno dengan akurat.

Langkah-Langkah Praktis Membuat Kutipan Gaya UT

Biar lebih gampang, yuk kita breakdown langkah-langkah membuat kutipan gaya UT:

  1. Baca dan Pahami Sumber: Sebelum mengutip, pastikan kalian benar-benar memahami isi dari sumbernya. Jangan sampai salah mengutip atau salah menafsirkan gagasan penulis.

  2. Tentukan Jenis Kutipan: Apakah kalian ingin mengutip langsung atau tidak langsung? Pilihlah jenis kutipan yang paling sesuai dengan kebutuhan tulisan kalian.

  3. Tulis Kutipan dengan Benar: Perhatikan format dan komponen yang harus ada dalam kutipan gaya UT. Jangan lupa mencantumkan nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman (jika ada).

  4. Cantumkan Sumber di Daftar Pustaka: Semua sumber yang dikutip dalam tulisan harus dicantumkan di daftar pustaka. Format daftar pustaka UT juga punya aturan sendiri, jadi pastikan kalian mengikutinya dengan benar.

Tips Tambahan Biar Kutipanmu Makin Keren

  • Variasikan Jenis Kutipan: Jangan hanya menggunakan satu jenis kutipan saja (misalnya, hanya kutipan langsung). Variasikan jenis kutipan agar tulisanmu lebih menarik dan dinamis.

  • Berikan Konteks: Sebelum dan sesudah kutipan, berikan konteks yang jelas. Jelaskan mengapa kalian mengutip sumber tersebut dan bagaimana kutipan tersebut mendukung argumen kalian.

  • Parafrase dengan Baik: Jika menggunakan kutipan tidak langsung, pastikan kalian memparafrase dengan baik. Jangan hanya mengganti beberapa kata saja, tapi benar-benar sampaikan gagasan tersebut dengan bahasa kalian sendiri.

Kesimpulan

Membuat kutipan yang benar sesuai gaya selingkung UT memang butuh ketelitian dan latihan. Tapi, dengan memahami konsep dasar kutipan, komponen yang harus ada, dan langkah-langkah praktisnya, kalian pasti bisa! Ingat, kutipan yang baik bukan hanya sekadar formalitas, tapi juga bentuk penghargaan terhadap penulis aslinya dan cara untuk memperkuat argumen dalam karya ilmiah kalian. Semangat terus belajarnya, guys!