AKM: Mengenal Lebih Jauh Penilaian Kompetensi Siswa

Guys, pernah dengar tentang AKM? Atau mungkin sering banget ya denger kata ini di dunia pendidikan? Nah, buat yang masih bingung, santai aja! Artikel ini bakal bahas tuntas tentang AKM, mulai dari apa itu singkatan AKM, pengertiannya, tujuannya, sampai contoh-contoh soalnya. Dijamin, setelah baca artikel ini, kalian bakal lebih paham dan nggak bingung lagi tentang AKM. Yuk, langsung aja kita mulai!

Apa Itu AKM? Singkatan dari Apa Sih Sebenarnya?

AKM adalah singkatan dari Asesmen Kompetensi Minimum. Jadi, AKM ini adalah penilaian kompetensi dasar yang diperlukan oleh siswa. Penilaian ini merupakan bagian dari Asesmen Nasional (AN), yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN). Tujuan utama dari AKM adalah untuk mengukur kemampuan dasar siswa dalam literasi membaca dan numerasi. Singkatnya, AKM itu semacam tes yang mengukur seberapa jago sih siswa dalam memahami bacaan dan mengolah angka.

Nah, kenapa sih AKM ini penting banget? Soalnya, AKM nggak cuma sekadar mengukur hafalan materi pelajaran, tapi juga kemampuan siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Keren banget, kan? Jadi, AKM ini bukan cuma buat nilai di rapor aja, tapi juga buat bekal siswa di masa depan.

AKM: Lebih Dari Sekadar Ujian Biasa

Perlu dipahami, AKM ini beda banget sama ujian-ujian yang sering kita temui sebelumnya. Kalau ujian biasanya fokus pada materi yang dihafalkan, AKM lebih menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Artinya, siswa nggak cuma dituntut untuk tahu, tapi juga untuk bisa menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan sesuatu berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Misalnya, dalam literasi membaca, siswa nggak cuma diminta untuk membaca teks, tapi juga untuk memahami isi teks, menarik kesimpulan, dan bahkan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi.

Dalam numerasi juga begitu. Siswa nggak cuma diminta untuk menghitung, tapi juga untuk memecahkan masalah matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya, siswa diminta untuk menghitung berapa banyak bahan makanan yang dibutuhkan untuk membuat kue, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan dengan kecepatan tertentu. Seru banget, kan?

AKM ini juga dirancang untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan siswa. Hasil AKM akan digunakan oleh sekolah dan pemerintah untuk mengevaluasi kualitas pendidikan dan merancang program-program perbaikan yang lebih efektif. Jadi, AKM ini bukan cuma buat siswa, tapi juga buat kemajuan pendidikan di Indonesia.

Tujuan Utama dan Manfaat AKM bagi Siswa

Tujuan utama dari AKM adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan mengukur kompetensi dasar siswa, AKM membantu pemerintah dan sekolah untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan. Nah, kira-kira apa aja sih manfaatnya buat kita sebagai siswa?

Mempersiapkan Siswa untuk Masa Depan

Salah satu manfaat utama AKM adalah mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan. Di era globalisasi ini, kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi dengan baik sangatlah penting. AKM dirancang untuk melatih kemampuan-kemampuan tersebut. Dengan mengikuti AKM, siswa akan terlatih untuk berpikir secara logis, menganalisis informasi, dan mengambil keputusan yang tepat. Kemampuan-kemampuan ini sangat berguna, baik dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia kerja.

Mengembangkan Kemampuan Literasi dan Numerasi

AKM fokus pada kemampuan literasi membaca dan numerasi. Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks. Sementara itu, numerasi adalah kemampuan untuk menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti AKM, siswa akan terdorong untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi mereka. Kemampuan literasi yang baik akan membantu siswa untuk memahami berbagai informasi, sementara kemampuan numerasi yang baik akan membantu siswa untuk memecahkan masalah matematika.

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

AKM mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal-soal AKM dirancang untuk menguji kemampuan siswa dalam menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan sesuatu. Dengan mengerjakan soal-soal AKM, siswa akan terbiasa untuk berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif. Kemampuan-kemampuan ini sangat penting untuk sukses di dunia pendidikan dan di dunia kerja.

Memberikan Umpan Balik untuk Perbaikan Diri

Hasil AKM dapat memberikan umpan balik bagi siswa untuk memperbaiki diri. Siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka dalam literasi membaca dan numerasi. Dengan mengetahui hal tersebut, siswa dapat fokus untuk meningkatkan kemampuan mereka di area-area yang masih lemah. Hasil AKM juga dapat digunakan oleh guru untuk memberikan bimbingan dan dukungan yang lebih efektif kepada siswa.

Perbedaan AKM dengan Ujian Nasional (UN)

AKM dan Ujian Nasional (UN) memang sama-sama ujian yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa. Tapi, ada beberapa perbedaan mendasar antara keduanya. Perbedaan ini penting banget untuk dipahami, karena akan membantu kita untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Fokus Penilaian

Perbedaan utama terletak pada fokus penilaian. UN lebih fokus pada penguasaan materi pelajaran yang diujikan. Soal-soal UN biasanya berupa soal pilihan ganda yang menguji kemampuan siswa dalam menghafal dan mengingat informasi. Sementara itu, AKM lebih fokus pada kemampuan literasi membaca dan numerasi. Soal-soal AKM lebih menekankan pada kemampuan siswa untuk memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah. Jadi, AKM nggak cuma menguji hafalan, tapi juga kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Bentuk Soal

Perbedaan selanjutnya adalah bentuk soal. Soal-soal UN biasanya berupa soal pilihan ganda. Sedangkan, soal-soal AKM lebih beragam. Ada soal pilihan ganda, soal menjodohkan, soal isian singkat, dan soal uraian. Soal-soal AKM juga seringkali berbasis pada konteks dunia nyata. Artinya, siswa diminta untuk memecahkan masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Dampak Hasil

Dampak hasil juga berbeda. Hasil UN digunakan untuk menentukan kelulusan siswa. Sedangkan, hasil AKM tidak digunakan untuk menentukan kelulusan. Hasil AKM digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan di tingkat nasional. Jadi, AKM lebih berorientasi pada perbaikan sistem pendidikan daripada penilaian individu.

Tujuan

Tujuan dari UN adalah untuk mengukur pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional. Sedangkan, tujuan dari AKM adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi siswa dalam literasi membaca dan numerasi. Dengan kata lain, UN lebih berorientasi pada hasil, sedangkan AKM lebih berorientasi pada proses dan perbaikan.

Komponen Utama yang Diuji dalam AKM

AKM menguji dua komponen utama, yaitu literasi membaca dan numerasi. Kedua komponen ini sangat penting untuk dimiliki oleh siswa, karena akan membantu mereka untuk sukses di dunia pendidikan dan di dunia kerja.

Literasi Membaca

Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks. Dalam AKM, literasi membaca diukur melalui beberapa aspek:

• Memahami: Kemampuan untuk menemukan, memahami, dan menafsirkan informasi dalam teks.
• Menggunakan: Kemampuan untuk menggunakan informasi dalam teks untuk menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah.
• Mengevaluasi: Kemampuan untuk menilai kualitas, kredibilitas, dan relevansi informasi dalam teks.
• Merefleksikan: Kemampuan untuk menghubungkan informasi dalam teks dengan pengalaman pribadi, pengetahuan, atau nilai-nilai.

Soal-soal literasi membaca dalam AKM biasanya berupa teks yang beragam, seperti artikel, cerita pendek, puisi, atau infografis. Siswa akan diminta untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks, menganalisis struktur teks, atau menarik kesimpulan dari teks.

Numerasi

Numerasi adalah kemampuan untuk menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam AKM, numerasi diukur melalui beberapa aspek:

• Memahami: Kemampuan untuk memahami konsep matematika, seperti bilangan, aljabar, geometri, data, dan peluang.
• Menggunakan: Kemampuan untuk menggunakan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah.
• Mengevaluasi: Kemampuan untuk menilai kebenaran dan kelayakan solusi matematika.
• Merefleksikan: Kemampuan untuk menghubungkan konsep matematika dengan pengalaman pribadi, pengetahuan, atau nilai-nilai.

Soal-soal numerasi dalam AKM biasanya berupa soal cerita yang berkaitan dengan konteks dunia nyata. Siswa akan diminta untuk menggunakan konsep matematika untuk memecahkan masalah, seperti menghitung harga barang, menentukan luas bangun datar, atau menganalisis data.

Contoh Soal AKM untuk Latihan

Pengen lebih siap menghadapi AKM? Yuk, kita lihat beberapa contoh soal AKM berikut ini:

Contoh Soal Literasi Membaca

Teks: