2 Hasrat Pokok Manusia Sejak Lahir: Apa Saja?

Siapa nih yang pernah bertanya-tanya, sebenarnya dari lahir itu kita udah punya insting apa aja sih? Nah, ternyata guys, sejak lahir manusia sudah mempunyai dua hasrat pokok, yaitu hasrat untuk mempertahankan diri dan hasrat untuk berkembang. Kedengerannya simpel ya, tapi dua hasrat ini tuh yang jadi motor penggerak kita buat melakukan banyak hal sepanjang hidup. Yuk, kita bahas lebih dalam!

Hasrat Mempertahankan Diri: Naluri Bertahan Hidup yang Hakiki

Hasrat mempertahankan diri adalah naluri paling dasar yang kita punya. Ini tuh kayak survival mode yang otomatis aktif begitu kita lahir. Tujuan utamanya jelas: supaya kita tetap hidup dan aman. Gimana caranya? Macem-macem, guys! Mulai dari nangis kenceng-kenceng pas lapar atau nggak nyaman, sampai reflek menghindar kalau ada sesuatu yang bahaya. Semua itu adalah manifestasi dari hasrat untuk mempertahankan diri.

Contoh paling gampang, coba deh perhatiin bayi yang baru lahir. Mereka otomatis akan mencari puting susu ibunya untuk menyusu. Itu bukan karena mereka tahu teori nutrisi, ya! Tapi karena ada dorongan kuat dalam diri mereka untuk mendapatkan makanan dan bertahan hidup. Atau, kalau ada suara keras yang tiba-tiba, mereka pasti kaget dan reflek mencari perlindungan. Ini semua adalah contoh konkret dari bagaimana hasrat mempertahankan diri bekerja secara otomatis.

Nggak cuma itu, hasrat mempertahankan diri juga termanifestasi dalam berbagai tindakan kita sehari-hari, bahkan sampai kita dewasa. Misalnya, kita selalu berusaha untuk menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi dan olahraga teratur. Kita juga berusaha mencari pekerjaan yang stabil dan menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan, kita juga cenderung menghindari situasi-situasi yang berpotensi membahayakan diri kita, baik secara fisik maupun emosional. Semua ini adalah bentuk adaptasi dan strategi yang kita kembangkan untuk memastikan kelangsungan hidup kita.

Lebih jauh lagi, hasrat mempertahankan diri juga bisa memengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain. Kita cenderung mencari teman atau kelompok yang bisa memberikan rasa aman dan dukungan. Kita juga berusaha untuk menghindari orang-orang yang kita anggap sebagai ancaman atau berpotensi menyakiti kita. Dalam konteks sosial, hasrat mempertahankan diri ini bisa termanifestasi dalam berbagai bentuk perilaku, mulai dari kerjasama hingga kompetisi.

Jadi, intinya, hasrat mempertahankan diri ini bukan cuma sekadar naluri primitif yang kita bawa sejak lahir. Tapi, ini adalah fondasi dari segala tindakan dan keputusan yang kita ambil sepanjang hidup kita. Dengan memahami bagaimana hasrat ini bekerja, kita bisa lebih memahami diri kita sendiri dan orang lain, serta membuat pilihan yang lebih bijak untuk kebaikan kita bersama.

Hasrat Berkembang: Dorongan untuk Menjadi Lebih Baik

Selain hasrat mempertahankan diri, manusia juga punya hasrat untuk berkembang. Kalau yang pertama fokusnya untuk survive, yang kedua ini lebih ke arah thrive. Jadi, kita nggak cuma pengen hidup aja, tapi juga pengen jadi lebih baik, lebih pintar, lebih sukses, dan lebih bahagia. Hasrat inilah yang bikin kita selalu penasaran, pengen belajar hal baru, dan nggak pernah puas dengan apa yang udah kita punya.

Hasrat untuk berkembang ini mulai muncul sejak kita masih kecil. Coba deh inget-inget waktu kalian belajar jalan atau naik sepeda. Pasti jatuh bangun, kan? Tapi, kita nggak nyerah gitu aja. Kita terus mencoba sampai akhirnya bisa. Kenapa? Karena ada dorongan dalam diri kita untuk menguasai keterampilan baru dan menjadi lebih mandiri. Sama halnya dengan belajar membaca, menulis, atau berhitung. Semua itu adalah bentuk manifestasi dari hasrat untuk berkembang.

Nggak cuma itu, hasrat untuk berkembang juga tercermin dalam pilihan-pilihan kita dalam hidup. Misalnya, kita memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan atau kursus untuk meningkatkan keterampilan, atau mengambil pekerjaan yang lebih menantang. Semua itu kita lakukan karena kita pengen mengembangkan potensi diri kita dan mencapai sesuatu yang lebih besar.

Hasrat untuk berkembang juga nggak selalu harus tentang hal-hal yang besar dan ambisius, kok. Kadang-kadang, itu bisa sesederhana dengan mencoba resep masakan baru, belajar bahasa asing, atau menekuni hobi yang kita sukai. Intinya, setiap kali kita melakukan sesuatu yang baru dan membuat kita merasa lebih berkembang, berarti kita sedang memuaskan hasrat untuk berkembang kita.

Yang menarik, hasrat untuk berkembang ini juga bisa saling terkait dengan hasrat mempertahankan diri. Misalnya, dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kita, kita bisa menjadi lebih kompetitif di pasar kerja dan meningkatkan peluang kita untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dengan demikian, kita bisa meningkatkan kualitas hidup kita dan memastikan masa depan yang lebih aman dan sejahtera. Atau, dengan menjaga kesehatan fisik dan mental kita, kita bisa meningkatkan daya tahan tubuh kita dan mengurangi risiko terkena penyakit. Dengan demikian, kita bisa memperpanjang usia hidup kita dan menikmati hidup yang lebih berkualitas.

Jadi, intinya, hasrat untuk berkembang ini adalah kekuatan pendorong yang sangat penting dalam hidup kita. Dengan memahami dan memanfaatkan hasrat ini, kita bisa mencapai potensi maksimal kita dan menjalani hidup yang lebih bermakna dan memuaskan.

Keseimbangan Antara Dua Hasrat: Kunci Kehidupan yang Harmonis

Nah, sekarang pertanyaannya, gimana caranya menyeimbangkan dua hasrat pokok ini? Soalnya, kadang-kadang keduanya bisa bertentangan, lho. Misalnya, kita pengen banget mencoba hal baru yang menantang, tapi di sisi lain kita juga takut gagal dan merasa nyaman dengan zona nyaman kita. Atau, kita pengen banget mengejar karir yang sukses, tapi di sisi lain kita juga pengen punya waktu yang cukup untuk keluarga dan teman-teman.

Kuncinya adalah dengan mencari keseimbangan yang tepat dan menyesuaikannya dengan nilai-nilai dan prioritas kita masing-masing. Nggak ada formula yang pasti untuk semua orang, karena setiap orang punya kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Tapi, ada beberapa tips yang bisa membantu:

• Kenali diri sendiri: Pahami apa yang benar-benar penting bagi kita, apa yang membuat kita bahagia, dan apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita.
• Tetapkan tujuan yang realistis: Jangan terlalu ambisius atau perfeksionis. Tetapkan tujuan yang bisa kita capai dengan usaha yang wajar dan sesuai dengan kemampuan kita.
• Prioritaskan: Pilih mana yang lebih penting dan mendesak, dan fokuskan energi dan waktu kita di sana. Jangan terpaku pada hal-hal yang kurang penting atau hanya membuang-buang waktu.
• Fleksibel: Jangan terlalu kaku atau terpaku pada rencana. Bersiaplah untuk menghadapi perubahan dan menyesuaikan diri dengan situasi yang ada.
• Jaga keseimbangan: Usahakan untuk menjaga keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan kita, seperti pekerjaan, keluarga, kesehatan, dan hobi. Jangan sampai salah satu aspek mendominasi aspek lainnya.
• Belajar dari pengalaman: Jadikan setiap pengalaman sebagai pelajaran untuk menjadi lebih baik. Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan berkembang.

Dengan menyeimbangkan dua hasrat pokok ini, kita bisa mencapai kehidupan yang lebih harmonis dan memuaskan. Kita bisa tetap aman dan nyaman, tapi juga terus berkembang dan mencapai potensi maksimal kita. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mempertahankan diri dan berkembang, ya!

Kesimpulan

Jadi, inget ya guys, sejak lahir manusia sudah mempunyai dua hasrat pokok, yaitu hasrat untuk mempertahankan diri dan hasrat untuk berkembang. Dua hasrat ini saling melengkapi dan memengaruhi semua tindakan dan keputusan yang kita ambil sepanjang hidup. Dengan memahami dan menyeimbangkan keduanya, kita bisa mencapai kehidupan yang lebih bahagia, sukses, dan bermakna. Semangat terus!